MYKOLAIV, KOMPAS.com - Sebagian besar pemilik bisnis menutup toko dan melarikan diri dari Mykolaiv, Ukraina, tetapi penjual bunga bernama Angela Kalisnik terus menjual tulip dan mawar tak jauh dari garis depan perang Rusia vs Ukraina.
"Kami tidak tahu perang akan datang," kata perempuan berusia 25 tahun itu, dikutip dari AFP pada Sabtu (12/3/2022).
"Bunga terus mekar di wilayah kami dan kami tidak ingin membuangnya."
Baca juga: Putin Disesatkan Penasihatnya Sendiri yang Terlalu Takut Ungkapkan Buruknya Perang di Ukraina
Salju turun di jalan-jalan lebar kota yang sepi, dan hanya beberapa orang yang berani keluar dalam cuaca yang sangat dingin.
Sementara itu, di luar kota tentara bertempur melawan pasukan Rusia, tetapi di dalam toko Kalisnik karangan bunga warna-warni berjajar di dinding.
Bahkan ada pelanggan yang datang meski harus berhadapan dengan berbagai rintangan.
Seorang pria melangkah keluar pintu dengan karangan bunga besar untuk ulang tahun ibunya.
Beberapa hari yang lalu, seorang pejalan kaki mampir untuk membeli seikat bunga untuk seorang wanita yang telah menemukan dan mengembalikan dompetnya yang hilang.
Banyak tentara juga berbondong-bondong membeli bunga untuk pacar mereka pada Hari Perempuan, Selasa (8/3/2022), katanya.
Kalisnik mengatakan, dia menutup tokonya seminggu setelah Rusia menginvasi negaranya pada 24 Februari, tetapi kemudian membukanya kembali.
"Perang adalah perang, tetapi orang-orang terus hidup, untuk merayakan ulang tahun," katanya.
"Kita perlu menghibur orang dan menjaga ekonomi tetap berjalan."
Baca juga: Rusia Umumkan Gencatan Senjata di Mariupol, Ukraina Siapkan 45 Bus untuk Evakuasi
Salah satu orang yang mengantre bernama Vitalia tampak kesal.
"Saya tidak mengerti, dua hari yang lalu, semuanya normal," katanya, tanpa menyebutkan nama keduanya.