Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Toko Bunga yang Tetap Buka di Kota Hantu Ukraina

Kompas.com - 31/03/2022, 18:36 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MYKOLAIV, KOMPAS.com - Sebagian besar pemilik bisnis menutup toko dan melarikan diri dari Mykolaiv, Ukraina, tetapi penjual bunga bernama Angela Kalisnik terus menjual tulip dan mawar tak jauh dari garis depan perang Rusia vs Ukraina.

"Kami tidak tahu perang akan datang," kata perempuan berusia 25 tahun itu, dikutip dari AFP pada Sabtu (12/3/2022).

"Bunga terus mekar di wilayah kami dan kami tidak ingin membuangnya."

Baca juga: Putin Disesatkan Penasihatnya Sendiri yang Terlalu Takut Ungkapkan Buruknya Perang di Ukraina

Salju turun di jalan-jalan lebar kota yang sepi, dan hanya beberapa orang yang berani keluar dalam cuaca yang sangat dingin.

Sementara itu, di luar kota tentara bertempur melawan pasukan Rusia, tetapi di dalam toko Kalisnik karangan bunga warna-warni berjajar di dinding.

Bahkan ada pelanggan yang datang meski harus berhadapan dengan berbagai rintangan.

Seorang pria melangkah keluar pintu dengan karangan bunga besar untuk ulang tahun ibunya.

Beberapa hari yang lalu, seorang pejalan kaki mampir untuk membeli seikat bunga untuk seorang wanita yang telah menemukan dan mengembalikan dompetnya yang hilang.

Banyak tentara juga berbondong-bondong membeli bunga untuk pacar mereka pada Hari Perempuan, Selasa (8/3/2022), katanya.

Kalisnik mengatakan, dia menutup tokonya seminggu setelah Rusia menginvasi negaranya pada 24 Februari, tetapi kemudian membukanya kembali.

"Perang adalah perang, tetapi orang-orang terus hidup, untuk merayakan ulang tahun," katanya.

"Kita perlu menghibur orang dan menjaga ekonomi tetap berjalan."

Baca juga: Rusia Umumkan Gencatan Senjata di Mariupol, Ukraina Siapkan 45 Bus untuk Evakuasi

Seorang perempuan Ukraina menengok ke luar dari bangunan yang hancur terkena mortar Rusia di Mykolaiv, 100 km jaraknya dari Odessa di Ukraina barat, Selasa (8/3/2022).AFP/BULENT KILIC Seorang perempuan Ukraina menengok ke luar dari bangunan yang hancur terkena mortar Rusia di Mykolaiv, 100 km jaraknya dari Odessa di Ukraina barat, Selasa (8/3/2022).
Tak jauh dari toko bunga Kalisnik, belasan orang mengantre di ATM. Ada yang sudah menunggu lebih dari dua jam.

Salah satu orang yang mengantre bernama Vitalia tampak kesal.

"Saya tidak mengerti, dua hari yang lalu, semuanya normal," katanya, tanpa menyebutkan nama keduanya.

"Tapi sekarang kami hanya bisa menarik tunai 400 hryvnia (Rp 195.000) sekaligus," jadi harus menarik beberapa kali berturut-turut.

Tidak ada bunga untuk Rusia

Selama beberapa hari Rusia membombardir Mykolaiv yang terletak di jalan menuju kota pelabuhan strategis Odessa, sekitar 130 kilometer dari garis pantai Laut Hitam.

Namun, pasukan Ukraina berhasil mengusir Rusia di gerbang mereka, kata gubernur wilayah, Vitaly Kim, seraya mengeklaim pertempuran telah dimenangkan.

Dalam konferensi pers pada Jumat (11/3/2022) di depan balai kota, politisi muda tersebut meyakinkan hadirin bahwa Rusia telah dipukul mundur ke 15-20 kilometer ke luar kota.

"Mereka mengira kami akan menyambut mereka dengan bunga, mereka tidak mengharapkan perlawanan seperti itu," kata Kim, yang mengakui bahwa 15 hari lalu dia tidak menyangka akan ada perang.

Baca juga: Minta Bantuan Putin Saat Serangan Rusia ke Ukraina Berlanjut, Trump Disebut Pengkhianat

Tentara Ukraina dan petugas penyelamat mencari jenazah yang tertimbun reruntuhan barak militer setelah dihantam roket Rusia di Mykolaiv, Ukraina selatan, Jumat (19/3/2022) pagi. Media Ukraina melaporkan bahwa pasukan Rusia mengerahkan serangan udara skala besar di Mykolaiv, sedikitnya menewaskan 50 orang.AFP/BULENT KILIC Tentara Ukraina dan petugas penyelamat mencari jenazah yang tertimbun reruntuhan barak militer setelah dihantam roket Rusia di Mykolaiv, Ukraina selatan, Jumat (19/3/2022) pagi. Media Ukraina melaporkan bahwa pasukan Rusia mengerahkan serangan udara skala besar di Mykolaiv, sedikitnya menewaskan 50 orang.
Ribuan warga sipil melarikan diri dari Mykolaiv dalam beberapa hari terakhir, menuju Odessa, yang sejauh ini terhindar dari pemboman.

Eksodus massal membuat Mykolaiv hampir kosong seperti kota hantu.

Sebagian besar toko tutup dan supermarket yang masih buka mulai kehabisan pasta, nasi, serta makanan kaleng.

Pendeta tentara Valentin pun berdoa agar mimpi buruk itu segera berakhir.

"Perang sudah dekat tapi atas kehendak Tuhan akan cepat berakhir," kata pria berusia 50-an itu.

Di jalan, seorang wanita tua bernama Valentina berjalan pulang dengan menantu perempuannya, Maria.

Mereka hidup bersama sekarang setelah orang-orang dalam keluarga pergi berperang. Mereka tahu bahwa jika bom mulai jatuh, mereka harus bersembunyi di balik tembok yang kuat atau menyelam ke dalam bak mandi.

"Kami akan memenangi perang ini, Tuhan membantu kami," kata Valentina.

Baca juga: Biaya Perang Rusia di Ukraina Rp 285 Triliun, Moskwa Bisa Kehabisan Uang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com