Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Direktur CIA Terkejut Lihat “Profesionalisme” Militer Rusia dalam Serangan ke Ukraina

Kompas.com - 21/03/2022, 22:17 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

 

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan direktur CIA (Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat) mengaku "tidak terlalu" kaget militer Rusia kesulitan dalam serangan ke Ukraina, tapi justru lebih terkejut melihat buruknya profesionalisme militer Rusia.

Pensiunan Jenderal Amerika Serikat (AS) David Petraeus adalah mantan direktur CIA yang memimpin Divisi Lintas Udara ke-101 selama Perang di Irak pada 2003, dan memimpin pasukan AS di Afghanistan.

Baca juga: Muncul Laporan Elite Rusia Berencana Menggulingkan Putin lalu Perbaiki Hubungan dengan Barat

Kepada CNN, Petraeus berbicara tentang bagaimana perlawanan Ukraina yang berkelanjutan telah menghambat rencana Moskwa untuk “menduduki” wilayah tetangganya dengan mudah.

Menyorot sumber hambatan Rusia, Petraeus mencatat Ukraina telah tanpa henti berupaya melindungi negara mereka.

"Ada banyak alasan untuk kinerja buruk Rusia.”

Menurutnya, militer Rusia harus berperang melawan kekuatan Ukraina yang memiliki tekad tinggi dan cukup terampil. Pertahanan tetangganya terdiri dari pasukan operasi khusus, pasukan konvensional, pasukan teritorial dan bahkan warga negara.

“Semuanya bertekad untuk tidak membiarkan Rusia mencapai tujuannya," katanya kepada CNN dikutip dari Business Insider pada Minggu (20/3/2022).

"Mereka berjuang untuk kelangsungan hidup nasional mereka, tanah air mereka dan cara hidup mereka, dan mereka memiliki keuntungan lapangan di rumahnya, mengetahui medan dan komunitas."

Baca juga: Kremlin: Embargo Minyak Rusia akan Memukul Eropa, Bukan AS

Petraeus kemudian membongkar kelemahan “operasi militer” Rusia di Ukraina.

“Mereka jelas memiliki standar yang sangat buruk dalam tugas-tugas taktis dasar, seperti melakukan operasi senjata gabungan, yang melibatkan baju besi, infanteri, insinyur, artileri dan mortir,” katanya dalam menggambarkan pasukan Rusia.

Dia menyorot soal buruknya pemeliharaan kendaraan militer dan sistem senjata Rusia. Banyak dari alutsistanya yang mogok bahkan ditinggalkan begitu saja di Ukraina. Belum lagi kedala dalam pasokan dan logistik.

Selama beberapa dekade, kata dia, sistem Soviet (sekarang sistem Rusia) memiliki satu kekurangan yang bagi militer AS dan Barat justru menjadi kekuatan utama, yakni soal “korps perwira non-aktif yang kuat dan profesional."

Mantan direktur CIA juga membandingkan persenjataan militer Rusia dengan yang digunakan oleh militer AS, yang dinilai tidak sebanding.

"Rusia hanya memiliki peralatan yang relatif tidak mengesankan, mengingat investasi yang seharusnya dilakukan selama sekitar satu dekade terakhir," ujarnya.

Baca juga: Rusia Tembakkan Rudal Hipersonik ke Ukraina, Diduga Ada Motif Tersembunyi

Amunisi presisi Rusia juga dinilai tidak akurat, terlihat dari landasan pacu bandara Ukraina yang tidak terputus setelah serangan awalnya. Langkah yang disebut mirip dengan apa yang dilakukan AS setelah invasi 2003 ke Irak.

“Kita juga dapat melihat itu dengan frekuensi serangan Rusia terhadap infrastruktur sipil, seperti rumah sakit di Mariupol, fasilitas medis lainnya, dan pusat pemerintahan di Kharkiv – kecuali jika mereka benar-benar bermaksud untuk mencapai target tersebut, yang jelas akan sangat mengerikan."

Mantan kepala intelijen itu juga mengatakan bahwa kapasitas perang siber Rusia tahun ini "tidak mengesankan". Contohnya, Rusia "tidak dapat menjatuhkan sistem komando dan kontrol Ukraina."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sementara itu terus menggunakan akun media sosialnya untuk berkomunikasi dengan dunia tentang perang di negaranya.

Baca juga: Ukraina Terkini: Pergerakan Pasukan Rusia ke Kyiv Terhenti, Sebagian Besar Masih Berjarak 25 Kilometer

Pensiunan Jenderal AS itu menyimpulkan bawa Rusia meremehkan apa yang diperlukkan untuk dapat mengendalikan Kyiv, hingga mengganti pemerintah Ukraina dengan pemerintah yang akan setia kepada negara mereka.

“Dalam setiap bidang evaluasi, Rusia, mulai dengan penilaian intelijen dan pemahaman mereka tentang medan perang dan musuh mereka, dan kemudian setiap aspek kampanye, hingga operasi unit kecil, terbukti sangat tidak memadai,” katanya.

Dia mengeklaim bahwa sebagian besar penduduk Ukraina juga membenci Rusia, dan kebencian itu semakin dalam dengan setiap serangan terhadap infrastruktur sipil.

“Tidak hanya tidak memenangkan hati dan pikiran (warga Ukraina), Rusia justru tersingkir dari hati dan pikiran mereka."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com