MOSKWA, KOMPAS.com - Kremlin pada Jumat (11/3/2022) mengatakan, pasukan dari Suriah dan Timur Tengah akan diizinkan berperang untuk Rusia di Ukraina, setelah Presiden Vladimir Putin mendukung rencana mengirim relawan untuk berperang di sana.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan, Menteri Pertahanan Rusia telah berkata bahwa "sebagian besar dari mereka yang ingin dan yang meminta (untuk berperang) adalah warga negara-negara Timur Tengah dan Suriah".
Rusia adalah mitra kunci bagi Presiden Suriah Bashar Al-Assad ketika perang di negaranya pecah dengan bergabung di pihaknya dalam konflik 2015.
Baca juga: Putin Izinkan 16.000 Relawan dari Timur Tengah Ikut Perang Rusia di Ukraina
Peskov melanjutkan, keputusan untuk mengirim relawan ke Ukraina dapat diterima, dengan mengeklaim bahwa Amerika Serikat juga mendukung upaya mengirim tentara bayaran untuk berperang bersama tentara Kyiv di Ukraina.
"Jika Barat sangat antusias dengan kedatangan tentara bayaran, maka kami juga memiliki arelawan yang ingin berpartisipasi," ujar Peskov dikutip dari AFP.
Putin pada Jumat pagi mendukung rencana mengizinkan relawan--termasuk yang berasal dari luar negeri--untuk berperang di Ukraina.
Sementara itu Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menyebutkan, dari 16.000 relawan yang ingin bergabung sebagian besar berasal dari Timur Tengah.
Ukraina sebelumnya telah mengumumkan pembentukan kontingen relawan asing untuk diintegrasikan ke dalam angkatan bersenjatanya guna melawan pasukan Rusia di wilayahnya.
Baca juga: Taktik Rusia di Ukraina Mirip dengan Perang Suriah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.