Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Hubungan Roman Abramovich dengan Vladimir Putin dan Rusia

Kompas.com - 28/02/2022, 17:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Roman Abramovich bangkit dari latar belakang miskin di utara Rusia yang beku, menjadi multi-miliarder dan konglomerat serta selebriti sepak bola.

Akan tetapi dilaporkan kantor berita AFP, kerajaan bisnisnya kini tertatih-tatih karena dugaan hubungannya dengan Kremlin.

Keputusan Roman Abramovich untuk menyerahkan kendali Chelsea FC kepada wali yayasan amal pada Sabtu (26/2/2022) mengisyaratkan bahwa oligarki berusia 55 tahun itu khawatir aset substansialnya di Inggris akan dibekukan, karena pemerintah memberlakukan sanksi pada daftar sasaran oligarki setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Rangkuman Hari Ketiga Serangan Rusia ke Ukraina, Pengepungan Kiev, Abramovich Mundur dari Chelsea, 120.000 Pengungsi

Roman Abramovich adalah salah satu pengusaha yang bekerja dalam senyap setelah keruntuhan Rusia pada 1990-an, merebut kendali atas aset-aset menguntungkan yang pernah dipegang oleh negara Soviet dengan harga murah.

Dalam kasus Abramovich, investasi dan kontrolnya di perusahaan minyak Sibneft menjadi modal kebangkitannya.

Dia sebelumnya sudah meraup keuntungan dengan perusahaan yang membuat mainan karet, setelah tumbuh sebagai yatim piatu dari keluarga Yahudi di ujung utara Rusia yang keras.

Kekayaan Roman Abramovich saat ini bernilai 13,6 miliar dollar AS (Rp 195,4 triliun), menurut data terbaru dari majalah Forbes, dan mengubah Chelsea menjadi klub besar di Inggris serta Eropa. Ia juga memiliki saham di raksasa baja Evraz dan Norilsk Nickel.

Kepemilikan propertinya termasuk sebuah mansion dengan 15 kamar tidur di kawasan eksklusif Kensington di London. Roman Abramovich pun memiliki salah satu yacht terbesar di dunia, Eclipse, sepanjang 162 meter.

Sementara itu Solaris, kapal baru dalam armada mewah Abramovich, berukuran sedikit lebih kecil. Kedua yacht tersebut konon dilengkapi dengan pertahanan anti-rudal.

Pada September 2005, Roman Abramovich mendapat kucuran dana segar yang sangat besar dari penjualan Sibneft senilai 13 miliar dollar AS (kini Rp 186,86 triliun) kepada raksasa gas milik negara, Gazprom, yang memungkinkan Presiden Vladimir Putin untuk mendapatkan kembali kendali atas aset-aset strategis.

Baca juga: Rusia Hancurkan Antonov-225, Pesawat Terbesar di Dunia Milik Ukraina

Sosok kunci yang tersembunyi

Pengusaha Rusia yang juga pemilik klub sepak bola Chelsea, Roman Abramovich.AFP /BEN STANSALL Pengusaha Rusia yang juga pemilik klub sepak bola Chelsea, Roman Abramovich.
Tidak seperti oligarki lain yang mencoba mengambil alih Kremlin-nya Putin, seperti mitra bisnis lamanya Boris Berezovsky, Roman Abramovich tetap bersikap low profile.

Kesetiaannya kepada Putin diganjar dengan jabatan gubernur di wilayah Chukotka yang luas, timur jauh Rusia, kata para analis.

Setelah Berezovsky tidak disukai oleh rezim Putin, Roman Abramovich mengambil alih sahamnya di jaringan televisi terbesar negara itu pada tahun 2001.

Berezovsky kemudian meninggal secara misterius di dekat London pada 2013.

Tahun lalu, Roman Abramovich menerima permintaan maaf dan penulisan ulang setelah menggugat penulis dan penerbit Inggris dari sebuah buku tentang kebangkitan lingkaran dalam Putin.

Tindakan pencemaran nama baik terhadap penulis Catherine Belton dan penerbit HarperCollins itu mendorong kelompok hak asasi termasuk Reporters Without Borders untuk mengkritik penggunaan tuntutan hukum di Inggris atas pembungkaman pelaporan kritis.

Buku best-selling berjudul Putin's People itu mencakup klaim mantan rekan Putin, Sergei Pugachev, bahwa Abramovich membeli Chelsea pada 2003 atas perintah sang presiden dalam upaya untuk meningkatkan pengaruh Rusia.

Baca juga: Bom Termobarik, Senjata Rusia Paling Mematikan yang Dibawa ke Ukraina

Tak terpengaruh oleh proses pengadilan, anggota parlemen dari Partai Liberal Demokrat Inggris Layla Moran menggunakan hak istimewa di parlemen pada Rabu (23/2/2022) untuk menyebut Abramovich sebagai salah satu dari 35 sosok kunci Putin yang harus disanksi secara pribadi oleh Inggris.

Anak perempuan Abramovich, Sofia, pada Sabtu (26/2/2022) tampak menjaga jarak dari Rusia dengan menulis caption di Instagram, "Kebohongan terbesar dan paling sukses dari propaganda Kremlin adalah sebagian besar orang Rusia mendukung Putin".

Dia lalu mengunggah meme yang berisi kalimat "Rusia menginginkan perang dengan Ukraina", dengan kata "Rusia" dicoret dan diganti "Putin".

Visa investor Inggris Roman Abramovich berakhir pada 2018, setelah serangan racun saraf di kota Salisbury yang diduga dilakukan oleh agen Rusia.

Roman Abramovich memiliki paspor Israel, yang memungkinkan dia untuk bepergian dengan bebas ke Inggris, meskipun kunjungannya untuk menonton pertandingan Chelsea di London berkurang dalam beberapa tahun terakhir.

Kini komunitas global ramai-ramai bergerak untuk menghukum orang-orang yang memiliki hubungan dengan Putin, dan Abramovich dapat segera mendapati dirinya sebagai orang buangan internasional.

Dalam wawancara media yang jarang terjadi, dengan surat kabar Observer pada Desember 2006, Roman Abramovich tidak setuju pendapat tentang uang dapat membeli kebahagiaan. Ia mengatakan, uang justru dapat membeli kemerdekaan.

Baca juga: Kenapa Nuklir Rusia Siaga Tinggi, Apa Tujuan Putin?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baku Tembak Meningkat di Rafah, 82 Warga Palestina Terbunuh 24 Jam Terakhir

Baku Tembak Meningkat di Rafah, 82 Warga Palestina Terbunuh 24 Jam Terakhir

Global
Penyebab Gelombang Panas di Filipina dan Negara Asia

Penyebab Gelombang Panas di Filipina dan Negara Asia

Global
Komandan Hezbollah Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

Komandan Hezbollah Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

Global
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
AS Peringatkan Georgia: Jangan Jadi Musuh Barat, Jangan Ikuti Rusia

AS Peringatkan Georgia: Jangan Jadi Musuh Barat, Jangan Ikuti Rusia

Global
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi 'Zero Conflict'

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi "Zero Conflict"

Global
Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com