Vorobieva yang lahir di Kiev dan memiliki Ayah berdarah Ukraina juga mengungkit sejarah Perang Dunia II yang menimpa wilayah-wilayah bekas Soviet.
Berbeda dengan AS yang berhasil lolos dari perang tanpa satupun tentara di tanahnya, Nazi masuk ke kota-kota Soviet dan menimbulkan kehancuran.
“Di negara kami, pasukan itu menguasai banyak wilayah, membakar dan menghancurkan kota, menyiksa dan membunuh orang. Kita kehilangan 27 juta orang,” kenangnya.
Oleh karena itu, menurutnya, perdamaian adalah hal yang sangat berharga bagi Rusia dan satu-satunya tujuan Rusia adalah untuk menjaganya.
“Bagaimana bisa Rusia merencanakan invasi agresif maupun serangan militer penuh. Ini sangat tidak masuk akal. Tanya orang rusia manapun, jawabannya akan sama.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.