Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Demonstran yang Duduki Halaman Parlemen Selandia Baru untuk Tolak Mandat Vaksin Covid-19 Kian Banyak

Kompas.com - 11/02/2022, 14:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

WELLINGTON, KOMPAS.com - Sudah empat hari halaman gedung parlemen Selandia Baru diduduki oleh demonstran dan jumlah mereka dilaporkan menjadi semakin banyak pada Jumat (11/2/2022).

Para demonstran menuntut pemerintah untuk mencabut mandat vaksin dan pembatasan Covid-19 yang ketat.

Mereka menolak mengakhiri demonstrasi meskipun sejumlah orang telah ditangkap.

Baca juga: PM Selandia Baru Ardern Isolasi Mandiri, Pembatasan Covid-19 yang Ketat Jadi Sorotan

Demonstrasi berlangsung sejak beberapa ribu orang, yang terinspirasi oleh aksi serupa di Kanada, menduduki halaman gedung parlemen di Ibu Kota Wellington.

Mereka memblokade jalan-jalan di sekitar gedung itu dengan truk, mobil, karavan, dan sepeda motor.

Pada Kamis (10/2/2022), Kepolisian Wellington sendiri telah menangkap 120 orang saat mereka berusaha membubarkan secara paksa aksi demonstrasi.

Pembubaran itu kemudian gagal karena para pengunjuk rasa menolak untuk dipindahkan.

Lewat pernyataan, kepolisian setempat mengatakan pada Jumat bahwa tidak ada insiden penting semalam di halaman parlemen, meskipun dua orang lagi ditahan karena "perilaku terkait alkohol".

"Polisi terus melakukan pendekatan terukur kepada para pemrotes, yang menerobos ke halaman Parlemen dan telah berkali-kali diminta untuk pergi," kata Inspektur Corrie Parnell dalam pernyataan tersebut, dikutip dari Reuters, Jumat.

“Ada banyak penyebab dan motivasi di kalangan demonstran, sehingga sulit menjalin komunikasi yang jelas dan berarti,” tambah pernyataan pihak kepolisian Wellington.

Baca juga: Jurnalis Selandia Baru Ditolak Pulang ke Negaranya, Akhirnya Minta Bantuan Taliban

Kepolisian Wellington mengungkapkan bahwa misinformasi, terutama di media sosial, telah menjadi persoalan.

Banyak tenda dan bahkan sebuah gazebo didirikan di halaman parlemen ketika lebih banyak pengunjuk rasa datang dari berbagai daerah pada Jumat.

Tapi, mereka tampak lebih tenang, bernyanyi dan menari, tidak seperti yang terlihat pada Kamis ketika banyak demonstran mengungkapkan kemarahan.

"Sekarang lebih mirip festival di sini," kata salah satu penyelenggara aksi lewat pengeras suara.

Sejumlah kecil demonstran juga dilaporkan telah berkumpul di kota-kota lain seperti Nelson dan Christchurch sebagai bentuk solidaritas.

Para pengunjuk rasa mengabaikan seruan Perdana Menteri Jacinda Ardern untuk "move on".

Baca juga: PM Selandia Baru Batal Gelar Pernikahan karena Omicron Meluas

Aksi yang terus berlanjut menambah tekanan politik pada Ardern, yang popularitasnya mencapai titik terendah dalam jajak-jajak pendapat.

Terlepas dari pujian yang diraihnya karena berhasil menjaga negara itu hampir bebas virus corona dalam dua tahun terakhir, pembatasan ketat yang masih diterapkan tidak lagi menjadi tindakan populer di mata publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com