Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembicaraan Rusia-Ukraina soal Konflik Separatis Gagal Total

Kompas.com - 11/02/2022, 11:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com – Rusia dan Ukraina gagal total untuk mencapai terobosan terbaru dalam pembicaraan yang melibatkan Perancis dan Jerman.

Pembicaraan tersebut bertujuan untuk mengakhiri konflik separatis di Ukraina timur yang telah berlangsung selama delapan tahun.

Gagalnya pembicaraan tersebut merupakan tanda terbaru dari kemunduran untuk meredakan krisis antara Rusia dan Ukraina, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (10/2/2022).

Baca juga: Biden Desak Warga AS Segera Tinggalkan Ukraina, Sebut Situasi Makin Gila

Pasalnya, sejumlah laporan menyebutkan, Rusia telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina yang memicu kekhawatiran akan perang.

Dalam pembicaraan tersebut, utusan Rusia Dmitry Kozak menuturkan bahwa Jerman tidak mungkin mendamaikan perbedaan interpretasi antara Rusia dan Ukraina tentang perjanjian yang disepakati pada 2015 di Minks, Belarus.

Perjanjian tersebut bertujuan untuk mengakhiri pertempuran antara separatis pro-Rusia dan pasukan pemerintah Ukraina.

“Kami tidak berhasil mengatasi ini,” kata Kozak.

Baca juga: Latihan Militer Rusia di Belarus adalah Pesan untuk Ukraina soal Perang

Di sisi lain, utusan Ukraina Andriy Yermak juga menyatakan bahwa memang tidak ada terobosan. Tetapi, kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan dialog.

“Saya berharap kami akan segera bertemu lagi dan melanjutkan negosiasi ini. Semua orang bertekad untuk mencapai hasil,” ujar Yermak.

Konflik di wilayah Ukraina timur, tepatnya di Donetsk dan Luhansk yang dikenal secara luas sebagai Donbass, terus berlanjut meskipun ada gencatan senjata.

Pengamat dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mencatat bahwa pelanggaran masih sering terjadi, terkadang mencapai ratusan insiden setiap hari.

Baca juga: Pasukan Bantuan AS Tiba di Rumania Siap Hadapi Potensi Limpahan Konflik Rusia Ukraina

Ukraina mengatakan, sekitar 15.000 orang telah tewas sejak konflik di sana pecah pada 2014.

Pada Kamis, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh Ukraina mencoba untuk menulis ulang perjanjian itu dan hanya memilih elemen yang paling menguntungkan.

Sedangkan Ukraina mengatakan, pihaknya berkomitmen pada kesepakatan itu.

“Pihak Ukraina bersiap untuk dialog konstruktif. Semua orang hari ini mengonfirmasi bahwa kami memiliki perjanjian Minsk dan itu harus dipatuhi,” kata Yermak.

Ukraina juga mengatakan bahwa Rusia memiliki pasukan di dalam Ukraina yang berjuang bersama para separatis.

Baca juga: Kemerdekaan Ukraina 1918, Mengapa Begitu Singkat dan Ditopang Perjanjian Damai?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com