Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Desak Warga AS Segera Tinggalkan Ukraina, Sebut Situasi Makin Gila

Kompas.com - 11/02/2022, 10:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden AS Joe Biden mendesak warga AS untuk segera meninggalkan Ukraina pada Kamis (10/2/2022).

Biden menyampaikan desakannya tersebut saat Rusia menggelar latihan militer di Belarus dan menambah jumlah pasukannya di dekat Ukraina, menambah kekhawatiran akan invasi.

Saat ini, ketegangan antara Washington dan Moskwa mencapai titik tertingginya sejak Perang Dingin, sebagaimana dilansir AFP.

Baca juga: Latihan Militer Rusia di Belarus adalah Pesan untuk Ukraina soal Perang

Sejumlah laporan menyampaikan, sekitar 130.000 tentara Rusia yang dikelompokkan dalam lusinan brigade tempur dikerahkan di dekat Ukraina.

“Orang Amerika harus pergi sekarang,” kata Biden dalam wawancara yang direkam dengan NBC News.

“Kita sedang berhadapan dengan salah satu tentara terbesar di dunia. Ini adalah situasi yang sangat berbeda dan segalanya bisa menjadi gila dengan cepat,” sambung Biden.

Biden menegaskan bahwa dalam keadaan apa pun, dia tidak akan mengirim pasukan AS ke Ukraina, bahkan untuk menyelamatkan orang Amerika jika Rusia menginvasi Ukraina.

Baca juga: Pasukan Bantuan AS Tiba di Rumania Siap Hadapi Potensi Limpahan Konflik Rusia Ukraina

“Itu adalah perang dunia. Ketika orang Amerika dan Rusia mulai saling menembak, kita berada di dunia yang sangat berbeda,” tutur Biden.

Pernyataan Biden dirilis beberapa jam setelah Rusia meluncurkan tank-tanknya melintasi Belarus untuk mengikuti latihan militer.

NATO memberikan peringatan keras atas aksi Rusia tersebut dan Barat semakin khawatir perang bisa pecah.

NATO menuturkan, pengerahan rudal dan peralatan tempur dari Rusia menandai momen berbahaya bagi Eropa setelah 30 tahun sejak runtuhnya Uni Soviet.

Baca juga: Kemerdekaan Ukraina 1918, Mengapa Begitu Singkat dan Ditopang Perjanjian Damai?

Sejumlah pemimpin Barat juga telah bolak-balik ke Mokswa untuk berupaya menjaga jalur komunikasi tetap terbuka.

Namun, mereka juga belum mengabulkan permintaan Rusia di mana salah satunya adalah mengurangi kekuatan NATO di Eropa Timur.

“Rusia seharusnya tidak meremehkan persatuan dan tekad kami sebagai mitra di Uni Eropa dan sebagai sekutu di NATO,” kata Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Untuk mengurani kemungkinan potensi konflik, pejabat pertahanan AS dan Belarus mengadakan pembicaraan telepon, sebuah peristiwa yang sangat jarang sekali terjadi.

Baca juga: Kemerdekaan Ukraina 1918, Mengapa Begitu Singkat dan Ditopang Perjanjian Damai?

Di sisi lain, Rusia juga telah mengirim enam kapal perang melalui Selat Bosphorus Turki untuk latihan angkatan laut di Laut Hitam dan Laut Azov.

Kiev mengutuk kehadiran kapal-kapal tersebut sebagai upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengisolasi Ukraina dari kedua laut.

Moskwa dan Minsk belum mengungkapkan berapa banyak tentara yang berpartisipasi dalam latihan tersebut.

Namun, AS memperkirakan bahwa sekitar 30.000 tentara telah dikirim ke Belarus dari sejumlah lokasi termasuk dariTimur Jauh Rusia.

Baca juga: Bantu Ukraina Lawan Rusia, Inggris Kirim Rudal Anti-kapal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com