Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olimpiade Beijing: Pemain Impor China Ganti Nama Pakai Bahasa Mandarin agar Mudah Dieja

Kompas.com - 06/02/2022, 14:38 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Bagi para pemain hoki es kelahiran luar negeri di tim China, bermain di Olimpiade Beijing bukan hanya memakai seragam baru, tetapi juga menggunakan bahasa asing, budaya asing, bahkan "nama baru".

Pengalaman itu dialami Jake Chelios contohnya, putra legenda National Hockey League (NHL) Chris Chelios dan pemain bertahan China di Olimpiade Beijing.

"Saya tahu dua atau tiga kata (dari bahasa China)," kata Chelios yang lahir di Chicago.

Ia memakai nama "Jieke Kailiaosi", nama Mandarin yang mirip dengan pelafalan nama pemain berusia 28 tahun itu untuk membantu orang China mengucapkannya.

Baca juga: Olimpiade Beijing: China Dituding Rampas Budaya Korsel Saat Upacara Pembuka

"Saya enam tahun belajar bahasa Spanyol di sekolah menengah dan saya tidak dapat mempelajarinya, sehingga saya bahkan tidak mencoba (belajar bahasa China)," lanjutnya dikutip dari AFP, Sabtu (5/2/2022).

Ketika tim putra China melakukan debut hoki es di Olimpiade Beijing pada Kamis (10/2/2022) melawan Amerika Serikat, lebih dari setengah pemainnya akan berasal dari luar negeri, sebagian besar dari Kanada.

Skuad hoki es China prestasinya naik turun dalam beberapa bulan terakhir.

Mereka tergabung dalam grup neraka bersama Kanada, Amerika Serikat, dan peraih medali perak 2018 Jerman. China bahkan hampir dilarang tampil di laga kandang oleh badan pengatur hoki karena keraguan tentang kemampuan tim.

Namun, keberuntungan datang pada Desember 2021 ketika NHL mengumumkan bahwa para megabintangnya tidak akan tampil di Olimpiade Beijing karena kekhawatiran pandemi, yang berpotensi menyelamatkan China dipermalukan di rumah sendiri.

China masih diperkirakan akan cukup sulit memenangi pertandingan, tetapi bagi kiper Jeremy Smith--nama Mandarinnya "Jieruimi Shimisi"--beradaptasi dengan lingkungan China saja sudah cukup menantang.

"Budaya dan sejarah di China dan di Beijing, sulit untuk membiasakannya," kata Smith (32) yang bermain sebentar di NHL dan telah menghabiskan waktu luangnya di Beijing untuk melihat pemandangan seperti Tembok Besar dengan istrinya.

"Beijing berusia ribuan tahun sehingga sejarahnya di luar jangkauan."

Akan tetapi, dia tetap mengambil beberapa pelajaran bahasa China.

"Lebih dari yang saya harapkan," kata "Shimisi".

"Saya bisa mengerti hal-hal kecil. Saya bisa memesan di restoran dan menanyakan arah."

Baca juga: Di Olimpiade Beijing, Pelukan Tidak Dianjurkan, tapi Kondom Disediakan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com