Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faizullah Jalal, Profesor Terkemuka Afghanistan Ditangkap karena Kritik Pemerintahan Taliban

Kompas.com - 10/01/2022, 20:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

KABUL, KOMPAS.com - Seorang profesor universitas terkemuka Afghanistan dan kritikus vokal kepemimpinan Taliban telah ditangkap di Kabul.

Faizullah Jalal, seorang profesor hukum dan ilmu politik lama di Universitas Kabul, telah beberapa kali tampil di acara bincang-bincang televisi sejak pemerintah yang didukung AS diusir pada Agustus.

Baca juga: Kisah Haru, Bayi yang Hilang Saat Evakuasi Afghanistan 5 Bulan Lalu Berhasil Dipertemukan Kembali dengan Keluarganya

Dalam wawancaranya, dia kerap menyalahkan Taliban atas krisis Afghanistan yang memburuk dan mengkritik mereka karena memerintah dengan paksa.

Dalam satu penampilan televisi, Faizullah Jalal menyebut juru bicara Taliban Mohammad Naeem sebagai “anak sapi”, sebuah penghinaan besar di Afghanistan. Klip kritik pedasnya menjadi viral di media sosial, memicu kekhawatiran akan pembalasan.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid berkicau bahwa Jalal telah ditahan pada Sabtu (8/1/2022) oleh badan intelijen Taliban.

Penangkapan dilakukan atas pernyataannya di media sosial, yang dinilai Taliban sebagai upaya "menghasut orang untuk menentang sistem dan mempermainkan martabat rakyat".

“Dia telah ditangkap agar orang lain tidak membuat komentar tidak masuk akal serupa atas nama profesor atau sarjana, yang merugikan martabat orang lain,” tambahnya melansir Al Jazeera pada Minggu (9/1/2022).

Mujahid membagikan tangkapan layar dari tweet yang dia klaim telah diunggah oleh Jalal. Isinya mengatakan bahwa kepala intelijen Taliban adalah kaki tangan Pakistan, dan bahwa pemerintah baru menganggap warga Afghanistan sebagai "keledai".

Baca juga: Polisi Agama Taliban Pasang Poster Perempuan Afghanistan Wajib Tutup Aurat

Kantor berita lokal Aamaj News mengatakan akun yang dirujuk Mujahid, @UstadJalal1, adalah palsu.

Profesor itu telah mengunggah di Twitter pada Sabtu (8/1/2022) dari akun Twitter resminya, @JalalFaizullah, untuk mencela fakta bahwa akun tersebut mengaku-ngaku sebagai dirinya.

Istri Faizullah Jalal, Massouda, yang mencalonkan diri melawan mantan Presiden Hamid Karzai pada 2004 sebagai kandidat wanita pertama Afghanistan untuk presiden, mengunggah di Facebook bahwa suaminya ditangkap oleh pasukan Taliban dan ditahan di lokasi yang tidak diketahui.

"Dr Jalal telah berjuang dan berbicara untuk keadilan dan kepentingan nasional dalam semua kegiatannya yang berkaitan dengan hak asasi manusia," katanya.

TOLO TV, stasiun terbesar Afghanistan di mana Faizallah Jalal sering menjadi komentator, menggunggah di Twitter bahwa Jalal ditangkap "dilaporkan karena membuat tuduhan terhadap departemen pemerintah," menurut sumber keamanan.

Baca juga: Serangan Teror di Pakistan Meningkat Sejak Taliban Kuasai Afghanistan

Kebebasan berbicara

Amnesty International mengutuk penangkapan dosen tersebut, “karena menggunakan kebebasan berekspresi dan mengkritik Taliban”. Kelompok hak asasi manusia itu pun menyerukan pembebasannya segera dan tanpa syarat untuk Jalal.

Patricia Gossman, direktur asosiasi Asia untuk Human Rights Watch, bereaksi terhadap berita penangkapan itu dalam sebuah tweet yang mengatakan: “Karena di dunia Taliban Anda tidak punya hak untuk mengeluh atau mengkritik. Rezim otoriter yang represif tidak membiarkan perbedaan pendapat.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com