WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat pada Rabu (29/12/2021) menunjuk seorang utusan untuk membela hak-hak perempuan Afghanistan.
Hal ini memang jadi prioritas utama, terutama ketika Taliban makin meningkatkan pembatasan.
Dilansir AFP, sosok bernama Rina Amiri, sarjana AS kelahiran Afghanistan dan ahli mediasi yang bertugas di Departemen Luar Negeri di bawah mantan presiden Obama, akan mengambil peran sebagai utusan khusus untuk perempuan Afghanistan, anak perempuan, dan HAM.
Hal ini diumumkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Baca juga: Wanita Afghanistan Turun ke Jalan, Tak Gentar Memprotes Taliban
Beberapa bulan setelah AS mengakhiri perang 20 tahun di Afghanistan, Blinken mengatakan bahwa Amiri akan membahas masalah-masalah yang "sangat penting" bagi pemerintahan Presiden Joe Biden.
"Kami menginginkan Afghanistan yang damai, stabil dan aman, di mana semua warga Afghanistan dapat hidup dan berkembang dalam inklusivitas politik, ekonomi dan sosial," kata Blinken.
Taliban memang memberlakukan hukum ultra-keras di Afghanistan selama rezim 1996-2001 mereka.
Termasuk melarang perempuan bekerja dan anak perempuan dilarang mendapat pendidikan.
Baca juga: Wanita Afghanistan: Kami Benci Diskiriminasi Taliban dan Takkan Diam
Meskipun Taliban berjanji untuk bertindak berbeda setelah pengambilalihan Agustus lalu, banyak perempuan tetap dilarang kembali bekerja.
Sebagian besar anak perempuan juga terputus dari sekolah menengah.
Pada Minggu (26/12/2021), Taliban mengatakan bahwa wanita tidak akan diizinkan untuk melakukan perjalanan jarak jauh tanpa pendamping pria.
Baca juga: Taliban: Pemerintahan Afghanistan yang Lemah Tak Akan Menguntungkan Siapa Pun
Pemilik kendaraan juga tidak boleh memberikan tumpangan kepada wanita kecuali mereka mengenakan jilbab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.