Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdampak Besar ke Dunia, Kenapa Indonesia Setop Ekspor Batu Bara?

Kompas.com - 10/01/2022, 12:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Reuters via VOA Indonesia

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia, pengekspor batu bara termal terbesar di dunia, membuat keputusan tak terduga yang mengejutkan pasar energi global pada minggu ini dengan menangguhkan ekspor bahan bakar pada Januari, karena mengalami kekurangan pasokan batu bara bagi pembangkit listrik domestik.

Mengapa Disetop?

Porsi batu bara dalam bauran energi Indonesia mencapai sekitar 60 persen. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan pada awal 2022, Perusahaan Listrik Negara (PLN) hanya mendapatkan pasokan sebesar 35.000 ton batu bara.

PLN telah mengamankan 13,9 juta ton pada Rabu (5/1/2022), tetapi membutuhkan enam juta ton lagi untuk memastikan agar stok mencukupi kebutuhan untuk 20 hari yaitu sebesar 20 juta ton.

PLN pada November memperkirakan akan membutuhkan 119 juta ton pada 2022.

Baca juga: Media Asing Soroti Indonesia Larang Ekspor Batu Bara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengatakan, pihaknya mendorong PLN untuk memperbaiki manajemen pasokan dan meningkatkan kontrak pengadaan jangka panjang.

Untuk jangka pendek, Asosiasi Penambang Batu Bara Indonesia mengatakan, sepuluh anggota terbesarnya akan memberikan pasokan tambahan ke PLN.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, setelah bertemu dengan penambang batu bara dan otoritas lainnya pada Kamis (6/1/2022), mengatakan kepada media lokal bahwa keadaan darurat telah berakhir dan kementeriannya akan meninjau "formula" baru untuk regulasi kewajiban pasar domestik (Domestic Market Obligation/DMO) dan mengambil keputusan baru dalam pertemuan pada Jumat (7/1/2022).

Tempat berlabuh tongkang batu bara terlihat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta 26, 2011.REUTERS/CRACK PALINGGI via VOA INDONESIA Tempat berlabuh tongkang batu bara terlihat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta 26, 2011.
Sistem DMO

Indonesia mewajibkan penambang batu bara untuk menjual 25 persen dari produksi mereka secara lokal dengan harga maksimum 70 dollar AS per ton untuk pembangkit listrik.

Sementara itu, harga ekspor acuan yang ditetapkan pemerintah telah melonjak sejak awal tahun 2021, mencapai puncaknya pada 215 dollar AS per ton pada November, karena krisis energi global.

Menurut risalah rapat penambang dan Kementerian Perdagangan pekan ini, terdapat 418 penambang yang tidak menjual satu pun batu bara mereka ke pembangkit lokal pada tahun lalu.

 

Pada Agustus, Kementerian ESDM menangguhkan izin ekspor lusinan penambang.

Bahana Securities Research mengatakan dalam sebuah catatan, bahwa selama masih ada kesenjangan yang lebar antara DMO dan harga pasar global "tarik-menarik antara pemerintah dan penambang kecil ini masih bisa berlanjut."

Baca juga: Indonesia Larang Ekspor Batu Bara, Akankah China Gelap Gulita?

Ke mana ekspor batu bara Indonesia?

China, India, Jepang, dan Korea Selatan biasanya merupakan pembeli utama batu bara Indonesia, dan bersama-sama menyumbang 73 persen dari ekspornya pada 2021, menurut data pelacakan kapal Kpler.

Negara-negara tetangga di Asia Tenggara seperti Filipina dan Vietnam juga merupakan pasar potensial bagi Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com