Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Larang Aliran Dana Asing untuk Misionaris Kristen

Kompas.com - 03/01/2022, 17:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: VOA Indonesia

NEW DELHI, KOMPAS.com - Langkah India yang memblokir aliran dana asing ke "Missionaries of Charity" terjadi di tengah tekanan balik kelompok nasionalis Hindu sayap kanan yang menuduh kelompok misionaris Kristen telah berupaya mengubah keyakinan umat Hindu di luar kehendak mereka, atau dengan menawarkan suap.

Kelompok ini adalah salah satu dari ribuan organisasi nirlaba, amal keagamaan dan kelompok hak asasi yang paling menonjol yang menghadapi larangan pendanaan berdasarkan aturan yang disahkan pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi, yang merupakan bagian dari pengawasan lebih ketat terhadap kelompok-kelompok ini berdasarkan UU Kontribusi Asing.

Sebagian kritikus mengatakan pembekuan sumbangan asing pada badan amal itu secara efektif merupakan bagian dari penargetan kelompok minoritas agama oleh kelompok garis keras Hindu sejak Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Modi berkuasa.

Baca juga: Pakai Jam Tangan Mahal, Pria Ini Tolak Pemeriksaan Logam di Bandara India

Mantan kepala sekolah salah satu perguruan tinggi terkemuka di India, St. Stephen's, Valson Thampu mengatakan, “Jika kita ingin membuat dampak, kita memilih ikon. Ketika menarget ikon yang terpandang dan dihormati, nilai kejutannya jauh lebih besar. Tidak ada yang lebih menonjol, lebih dipercaya, dan lebih dihormati dibanding Missionaries of Charity.”

Dalam tujuh dekade sejak pertama kali dimulai oleh Bunda Teresa di kota Kolkata di bagian timur India, Missionaries of the Charity telah mendapat pengakuan global untuk pekerjaan kemanusiaan yang dilakukan bagi orang-orang termiskin di India. Kelompok ini mengoperasikan rumah bagi anak-anak telantar, juga klinik dan rumah perawatan di banyak negara bagian.

Kementerian Dalam Negeri India mengatakan pihaknya tidak akan memperbaharui lisensi Missionaries of Charity untuk menerima dana asing karena adanya “masukan-masukan yang merugikan.” Pernyataan itu tidak mengatakan apapun tentang input atau masukan yang dimaksud. Sumbangan luar negeri yang berjumlah jutaan dolar adalah sumber pendanaan utama program amal itu.

Larangan pendanaan itu diberlakukan beberapa hari setelah polisi menyampaikan pengaduan terhadap direktur panti asuhan anak-anak yang dikelola Missionaries of Charity di barat Negara Bagian Gujarat karena diduga berusaha mengubah keyakinan gadis-gadis muda menjadi Kristen. Biarawati di panti asuhan itu membantah tuduhan tersebut.

Baca juga: 12 Orang Tewas dalam Insiden Desak-desakan di Kuil India

Analis politik mengatakan organisasi-organisasi yang ijinnya untuk mengakses dana asing dan belum diperbaharui itu mencakup organisasi nirlaba Kristen dan Muslim, kelompok yang bekerjasama dengan komunitas suku dan dalam isu HAM – terutama yang kritis terhadap pemerintah.

Greenpeace dan Amnesty International termasuk diantara mereka yang akunnya telah dibekukan.

Larangan pendanaan asing terhadap Missionaries of Charity telah mengejutkan banyak orang.

Analis politik di Observer Research Foundation di New Delhi, Niranjan Sahoo mengatakan, “merupakan hal yang mengejutkan ketika mengetahui suatu badan amal yang memiliki rekor yang panjang atas layanan pada kelompok miskin dan sangat papa bahkan dikenai aturan ini. Dengan menarget badan itu, mereka mengirim pesan yang jelas pada badan-badan lain bahwa siapapun dapat dijatuhi kebijakan yang sama.”

Ditambahkannya, “hal ini benar-benar mencekik ruang di negara yang masih sekuler dan memungkinkan orang menyebarluaskan agama mereka. Pemotongan sumber dana ini membuat hak-hak itu tidak dapat diwujudkan.”

Baca juga: India Beli Rafale, Pakistan Panas lalu Borong 25 Jet Tempur J-10C Buatan China

Para kritikus merujuk pada polarisasi agama yang berkembang di India sejak Partai Bharatiya Janata berkuasa pada 2014. Namun ketika perhatian terfokus pada serangan kelompok-kelompok Hindu yang suka main hakim sendiri terhadap kelompok Muslim, kelompok Kristen mengatakan serangan terhadap komunitas mereka – yang jumlahnya mencapai 2,4 persen total populasi India – juga meningkat.

Ditambahkan, orang-orang Kristen menjadi target karena kemarahan warga Hindu terkait hak untuk pindah agama, isu yang telah sejak lama menjadi muatan politik Partai BJP sejak berkuasa.

Menurut laporan United Christian Forum, sebuah badan perlidungan hak-hak umat Kristen, jumlah dugaan serangan kekerasan dengan umat Kristen di India naik dari 279 kasus pada tahun 2020, menjadi 486 kasus pada tahun 2021.

Sebagian besar dugaan kekerasan yang dilaporkan terjadi di negara bagian yang diperintah oleh BJP. Hal ini mencakup gangguan terhadap perayaan Natal, dugaan serangan terhadap seorang pendeta dan pengrusakan sebuah patung Yesus.

Tulisan ini pernah ditayangkan VOA Indonesia dengan judul: India Larang Aliran Dana Asing untuk Misionaris Kristen

Baca juga: India: China Beri Nama Formal di Himalaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com