Dia juga melakukan reformasi besar-besaran kepada militer untuk memantapkan kendali partai, dan melenyapkan para pejabat yang dianggap tidak loyal.
Baca juga: Sirene Meraung, Warga Membungkuk: 3 Menit Peringatan Kematian Kim Jong Il
Karier Kim meningkat pasca-dipindahkan ke Departemen Agitasi dan Propaganda, badan pemerintah yang bertanggung jawab atas kontrol dan sensor terhadap media.
Kim memberi instruksi agar pesan ideologi partai bisa disampaikan oleh penulis, artis, hingga para pejabat yang ada di media.
Dia merevolusi seni di Korut dengan menggabungkan sejarah dan ideologi menjadi film berisi kejayaan terhadap sang ayah.
Dalam biografinya, Kim telah mengomposisi enam opera dan menyukai mengelaborasi musik. Dia dilaporkan punya 20.000 film, termasuk seri James Bond.
Februari 1974, Komite Pusat telah mendeklarasikannya sebagai suksesor Kim Il Sung. Saat Kongres Partai pada Oktober 1980, kontrol Kim telah lengkap.
Pada 24 Desember 1991, dia mendapat julukan Komandan Tertinggi Angkatan Bersenjata Korut dan tampil untuk berpidato saat peringatan 60 tahun militer Korut (KPA).
Baca juga: Kenang Kematian Kim Jong Il, Rakyat Korea Utara Dilarang Tertawa 11 Hari
Pada 8 Juli 1994, Kim Il Sung meninggal dalam usia 82 tahun karena serangan jantung. Meski sudah menjadi putra mahkota, butuh waktu bagi Kim untuk mengonsolidasikan kekuasaan.
Secara resmi, Kim merupakan bagian dari triumvirate bersama Perdana Menteri Choe Yong Rim dan Ketua Parlemen Kim Yong Nam.
Kim mengepalai militer, Choe mengomandai pemerintahan dan mengurus masalah internal, sedangkan Kim Yong Nam berurusan dengan luar negeri.
Namun, pada praktiknya Kim mempunyai kekuasaan yang absolut baik pada pemerintahan maupun segala sektor di negara komunis tersebut.
Awal dia berkuasa, Uni Soviet bubar yang membuat Korut kehilangan partner berdagang utama. Hubungan dengan China merenggang setelah normalisasi Beijing dengan Korea Selatan (Korsel).
Banjir bandang pada 1995 dan 1996, ditambah kekeringan pada 1997, membuat tanah di Korut yang bisa ditanami hanya tersisa 18 persen.
Korut pun mulai mengalami kelaparan hebat. Khawatir akan kekuasaannya, Kim memperkenalkan kebijakan Utamakan Militer dengan segala sumber daya diprioritaskan ke militer.
Dengan menggenggam militer, Kim bisa melindungi dirinya dari ancaman baik domestik maupun luar di tengah ekonomi yang memburuk.