Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Veto Rusia dalam Resolusi PBB tentang Perubahan Iklim Dianggap Kontroversial

Kompas.com - 14/12/2021, 14:37 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Rusia pada Senin (13/12/2021) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang secara resmi menghubungkan perubahan iklim dan keamanan global.

Resolusi ini sudah didukung mayoritas negara anggota PBB, termasuk Niger dan Irlandia.

Rancangan resolusi tersebut meminta Sekretaris Jenderal Antonio Guterres untuk “mengintegrasikan risiko keamanan terkait iklim sebagai komponen utama ke dalam strategi pencegahan konflik yang komprehensif.”

Dilansir AFP, resolusi ini sudah mendapat dukungan dari 12 dari 15 anggota dewan.

Baca juga: Bertemu Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Jokowi Harapkan Dukungan di Presidensi G20

China abstain, sementara India memberikan suara menentang, dengan alasan bahwa pemanasan global adalah masalah yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi, bukan keamanan internasional.

Resolusi tersebut telah meminta Sekjen PBB untuk melaporkan dalam waktu dua tahun “tentang implikasi keamanan” dari perubahan iklim pada isu-isu yang ditangani.

Mereka juga wajib mencari rekomendasi tentang bagaimana risiko-risiko ini dapat diatasi.

Para diplomat yang berbicara dengan syarat anonim, oposisi Rusia sulit dipahami mengingat resolusi itu sendiri “tidak radikal".

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan "tidak ada pembenaran" untuk veto Moskow.

“Krisis iklim adalah krisis keamanan,” katanya.

Baca juga: Indonesia Disebut Negara Paling Tidak Responsif terhadap Krisis Iklim

Utusan Irlandia untuk PBB, Geraldine Byrne Nelson, mengatakan sebelum pemungutan suara bahwa resolusi itu hanya "langkah pertama yang sederhana."

“Kita perlu lebih memahami hubungan antara keamanan dan perubahan iklim," katanya. “Kita perlu melihatnya secara global.”

Rekannya dari Niger, Abdou Abarry, menyebut penentangan Rusia terhadap rancangan tersebut “berpandangan sempit.”

Setelah pemungutan suara, Nelson dan Abarry mencela veto Rusia sebagai “anakronisme.”

Baca juga: Rusia Ancam Kerahkan Rudal Nuklir Jarak Menengah di Eropa, Ini Sebabnya

“Dewan ini tidak akan pernah memenuhi mandatnya untuk perdamaian dan keamanan internasional jika tidak beradaptasi.

"Dewan harusnya mencerminkan hidup kita sekarang, termasuk ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional yang sekarang kita hadapi,” kata mereka.

Ini adalah yang terbaru dari serangkaian veto Rusia di Dewan Keamanan pada isu-isu penting, mulai dari Ethiopia dan Libya, hingga Sudan dan Republik Afrika Tengah.

China sering bersekutu dengan Rusia di Dewan, di mana Amerika Serikat di bawah Joe Biden tidak bisa berbuat untuk bertindak sebagai penyeimbang.

Baca juga: Orang Terpenting Ketiga di Rusia Dijadwalkan Kunjungi Indonesia Hari Ini, Bahas Isu Keamanan

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan bahwa resolusi ini akan “menciptakan kebingungan dan duplikasi” dengan forum PBB lainnya yang menangani perubahan iklim.

"Bagi kami, hubungan langsung antara terorisme dan perubahan iklim masih jauh dari jelas,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com