Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Perempuan Terbunuh Setiap Tahun, Perempuan Turki Berunjuk Rasa

Kompas.com - 29/11/2021, 22:34 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

ANKARA, KOMPAS.com - Polisi Turki menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan unjuk rasa ribuan perempuan di Istanbul pada Jumat (26/11/2021). Mereka berunjuk rasa menentang kekerasan yang dilakukan oleh pria.

Ribuan perempuan berkumpul di Istanbul guna memperingati Hari Internasional Penghentian Kekerasan Terhadap Perempuan.

Mereka membawa spanduk bertuliskan "Kami tidak diam, tidak takut" dan "Kami akan berjuang sampai mendapat apa yang kami inginkan". Beberapa bahkan mendesak Pemerintah Turki untuk mengundurkan diri.

Baca juga: Dituduh Terkait Kelompok Militan, Penyanyi Terkenal Suriah Omar Souleyman Ditahan Turki

Para pengunjuk rasa juga meminta agar Turki menghormati perjanjian internasional yang ditandatangani di Istanbul yang dimaksudkan untuk melindungi perempuan.

Konvensi Istanbul yang bersejarah itu ditandatangani di tahun 2014 dan menjadi landasan hukum di seluruh Eropa untuk menangani, mencegah dan mengadili tindak kekerasan terhadap perempuan.

Beberapa pejabat dari partai yang berkuasa sudah menyerukan agar perjanjian tersebut dikaji kembali, karena dianggap tidak cocok dengan nilai-nilai Turki yang lebih konservatif dibandingkan negara-negara Eropa lainnya.

Baca juga: Buntut Krisis Migran Belarus-Polandia, Turki Batasi Penerbangan ke Minsk

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memutuskan menarik Turki keluar dari konvensi di bulan Maret dengan dekrit presiden yang mengejutkan.

Tindakan tersebut menimbulkan kecaman dari kelompok pejuang hak-hak perempuan dan juga dari negara-negara Barat.

Gugatan ke pengadilan atas tindakan tersebut ditolak oleh pengadilan dan penarikan diri Turki disahkan di bulan Juli.

Baca juga: Rusia Khawatir Drone Turki Ganggu Stabilitas di Ukraina Timur

'Kami akan terus berjuang'

Polisi antihuru-hara yang sudah memasang barikade sebelumnya di ujung jalan untuk mencegah rombongan pengunjuk rasa, kemudian melepaskan gas air mata ketika sekelompok pengunjuk rasa berusaha melewati barikade.

Menurut laporan harian Cumcuhuriyet, paling tidak satu orang pengunjuk rasa mengalami cedera.

"Sebagai perempuan saya tidak merasa aman di Turki," kata pengunjuk rasa Cansu Ozkan ketika ikut dalam unjuk rasa di kawasan Istiklal Street.

"Saya tidak merasa aman ketika keluar rumah di waktu kapan saja, tidak masalah siang atau malam.

Baca juga: Turki Akan Deportasi 7 Migran Suriah karena Video Makan Pisang

"Saya rasa semua perempuan juga merasa seperti itu."

Seorang pengunjuk rasa lainnya, Serhat Alan mengatakan perempuan sudah dibunuh secara terang-terangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com