Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri Mendiang Diktator Korea Selatan, Chun Doo-hwan, Minta Maaf atas Perbuatan Suaminya

Kompas.com - 29/11/2021, 16:20 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Istri mendiang diktator Korea Selatan, Chun Doo-hwan, pada Sabtu (27/11/2021) meminta maaf atas rasa sakit dan luka akibat pemerintahan suaminya.

Chun Doo-hwan dikenal brutal dalam menghancurkan lawan politik. Ia akhirnya lengser setelah dituntut paksa oleh massa dalam demonstrasi.

Pada Selasa (23/11/2021) Chun Doo-hwan meninggal di rumahnya di Seoul dalam usia 90 tahun, tapi tetap menjadi salah satu tokoh paling dibenci di Korsel.

Baca juga: Mantan Diktator Korea Selatan Chun Doo-hwan Meninggal di Usia 90 Tahun

Saat menjadi jenderal di militer, Chun Doo-hwan mengambil kendali Korea Selatan dalam kudeta setelah pembunuhan penguasa kuat Park Chung-hee pada 1979.

Chun Doo-hwan menjabat sebagai presiden Korea Selatan dari 1980 hingga 1988. Ia memerintah dengan tangan besi, dikenal sebagai "Penjagal Gwangju" karena memerintahkan pasukannya menumpas pemberontakan melawan kekuasaannya pada 1980 di kota itu.

"Atas nama suami saya, saya ingin meminta maaf sedalam-dalamnya kepada mereka yang menderita rasa sakit dan luka selama masa jabatannya," kata Lee Soon-ja, istri Chun Doo-hwan, pada hari terakhir upacara pemakaman suaminya itu selama lima hari.

Kantor berita AFP melaporkan, permintaan maaf itu singkat dan tidak merinci kesalahan Chun Doo-hwan.

Chun Doo-hwan sendiri tidak pernah meminta maaf selama hidupnya atas kekejamannya, dan berkutat dengan berbagai persidangan di tahun-tahun terakhir hidupnya.

Pemerintahannya ditandai dengan meluasnya penyiksaan terhadap para pembangkang dan pengekangan kebebasan berekspresi.

Sekitar 200 orang tewas atau hilang selama pemberontakan di Gwangju, menurut angka resmi, tetapi para aktivis menyebut jumlah korban mungkin tiga kali lebih banyak.

Baca juga: Akhir Hidup Adolf Hitler, Diktator Jerman Era Perang Dunia II

Chun Doo-hwan dihukum karena pengkhianatan dan dijatuhi hukuman mati pada 1996, tetapi hukumannya diringankan setelah banding dan dibebaskan usai mendapat ampunan presiden.

Lee Jae-myung, capres dari Partai Demokrat yang berkuasa untuk pilpres Korea Selatan tahun depan mengatakan, Lee Soon-ja istri Chun Doo-hwan menghina rakyat Gwangju dengan tidak secara khusus menyebutkan pemberontakan dan korbannya dalam permintaan maaf.

Namun, Min Jeong-ki yang merupakan ajudan lama Chun Doo-hwan mengatakan kepada media lokal, permintaan maaf Lee Soon-ja tidak mencakup pemberontakan karena terjadi sebelum Chun resmi menjabat sebagai presiden.

Baca juga: Akhir Hidup Benito Mussolini, Diktator Italia Era Perang Dunia II

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com