Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Teori Darwin Begitu Kontroversial?

Kompas.com - 24/11/2021, 14:07 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Charles Darwin dikenal sebagai naturalis yang menancapkan jejaknya di bidang ilmu pengetahuan lewat teorinya tentang evolusi manusia.

Peletak dasar teori evolusi ini lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, dari satu keluarga kaya tahun 1809.

Kakek dari ayahnya, Erasmus Darwin, adalah salah seorang intelektual terkemuka Inggris pada abad ke-18.

Baca juga: Terbit 24 November 1859, Ini Fakta Buku Kontroversial Charles Darwin

Seperti pernah diulas Kompas.com (2009), semula Darwin ingin belajar kedokteran dan masuk ke Universitas Edinburgh, tapi kemudian minatnya beralih ke teologi dan belajar di Cambridge.

Sosok dan pandangannya berubah setelah ia mengikuti ekspedisi ilmiah selama 5 tahun dengan kapal HMS Beagle yang meninggalkan Inggris tahun 1831.

Saat itu, sebagian besar orang Eropa masih berpikiran bahwa dunia diciptakan Tuhan dalam tujuh hari.

Dilansir Historic Figures BBC, dalam perjalanan, Darwin membaca buku Prinsip-prinsip Geologi karya Charles Lyell.

Buku itu menyebut bahwa fosil yang ditemukan di bebatuan sebenarnya adalah binatang yang hidup ribuan, bahkan jutaan, tahun silam.

Argumen Lyell diperkuat Darwin melalui berbagai kehidupan satwa dan fitur geologi yang ia lihat sepanjang perjalanan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Charles Darwin Terbitkan Teori Asal-usul Spesies

Darwin mendapatkan pencerahan besar setelah mengunjungi Kepulauan Galapagos, sekitar 800 kilometer sebelah barat Amerika Selatan.

Ia mengamati bahwa setiap pulau mendukung berkembangnya burung kutilang yang khas di pulau itu.

Burung-burung dari berbagai pulau di sana tampak mirip, tapi juga berbeda dalam banyak hal.

Dari sanalah pemikiran awal Darwin tentang teori evolusi bermula.

Baca juga: 2 Buku Teori Evolusi Charles Darwin Hilang dari Perpustakaan Cambridge

Sekembalinya ke Inggris pada 1836, Darwin berusaha memecahkan teka-teki bagaimana spesies berevolusi.

Dengan berbekal pemikiran Malthus, Darwin mengusulkan teori evolusi yang terjadi dengan proses seleksi alam.

Hewan atau tumbuhan yang paling bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya paling besar peluangnya untuk bertahan hidup dan bereproduksi, sambil meneruskan karakteristik yang membantunya bertahan ke keturunannya.

Darwin mengerjakan teorinya itu selama 20 tahun. Di tengah jalan ia mendapat informasi bahwa naturalis Inggris lainnya, Alfred Russel Wallace, juga sampai pada ide yang sama.

Kedua ilmuwan Inggris itu pun lalu menggelar pengumuman bersama mengenai penemuan mereka pada tahun 1858.

Pada tahun 1859, Darwin menerbitkan mahakaryanya "On the Origin of Species by Means of Natural Selection" atau "Tentang Asal-usul Spesies Melalui Seleksi Alam".

Lalu, mengapa buku ini bisa menjadi begitu kontroversial?

Baca juga: Ilmuwan Islam Temukan Teori Evolusi 1.000 Tahun Sebelum Charles Darwin

Buku itu di satu sisi demikian masyhur, tapi pada sisi lain juga menjadi sangat kontroversial. Ini karena kelanjutan logis Teori Darwin adalah bahwa manusia (Homo sapiens) hanyalah wujud lain hewan.

Melalui teori itu, tidak mustahil bahwa manusia telah mengalami evolusi, mungkin dari kera.

Teori itu menghancurkan keyakinan yang diajarkan agama tentang asal-usul penciptaan. Darwin diserang kelompok agama.

Tapi di sisi lain, Darwin juga mendapat banyak dukungan.

Baca juga: Diprotes Orangtua, Sekolah di Inggris Batalkan Drama Charles Darwin

Teori Darwin masih terus bertahan, di tengah berbagai kritik dan kecaman.

Di sisi lain, wacana tentang evolusi sendiri telah jauh melebar dan berubah seiring dengan makin luasnya campur tangan ilmu genetika.

Ilmu biologi evolusi hingga kini jugamasih terus menjawab pertanyaan paten: dari mana asal-usul manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com