Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Dekati Indonesia dan India Setelah “Dikhianati” Australia dengan AUKUS

Kompas.com - 31/10/2021, 21:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

ROME, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron berusaha meningkatkan hubungan dengan India dan Indonesia, setelah Paris tersingkir oleh pakta pertahanan antara Amerika Serikat (AS), Inggris dan Australia (AUKUS).

Sejak kehilangan kesepakatan kapal selam utama dengan Canberra, yang bergabung dengan aliansi AUKUS untuk melawan China dengan lebih baik, Perancis mencari dukungan di negara-negara Asia terkemuka, untuk hubungan strategis yang lebih dalam di kawasan Pasifik.

Baca juga: Jelang KTT G20 dan COP26, Biden Bertemu Paus Fransiskus di Roma

Di sela-sela KTT G20 di Roma, Macron pertama kali bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo diikuti oleh Perdana Menteri India Narendra Modi. Pembicaraannya fokus pada pengaruh ekonomi yang tumbuh di kawasan itu dan persaingan antara AS dan China.

"Ada keinginan bersama untuk melangkah lebih jauh dengan strategi Indo-Pasifik," kata pihak Perancis setelah berbicara dengan Modi melansir AFP pada Sabtu (30/10/2021).

Pertemuan lanjutan akan berlangsung minggu depan untuk menyempurnakan agenda bersama.

Perancis dan India, yang pertama kali menentukan strategi Indo-Pasifik pada 2018. Keduanya menemukan "konvergensi yang hebat ... pada prinsip-prinsip panduan tindakan kami di Indo-Pasifik: kepercayaan, kemerdekaan, dan persatuan", menurut kantor kepresidenan Perancis.

Perdana Menteri India Narendra Modi, kiri, berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron selama foto keluarga KTT G20 di pusat konferensi La Nuvola, di Roma, Sabtu, 30 Oktober 2021. AP PHOTO/ERIN SCHAFF Perdana Menteri India Narendra Modi, kiri, berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron selama foto keluarga KTT G20 di pusat konferensi La Nuvola, di Roma, Sabtu, 30 Oktober 2021.

Baca juga: Perancis Ngambek Kontrak Kapal Selam Dibatalkan Sepihak, Ini Kata Australia

Perancis menganggap dirinya sebagai kekuatan di Pasifik, berkat kepemilikan di luar negeri atas Kaledonia Baru dan Polinesia Perancis.

Negara itu kini sedang mengejar ambisi untuk menggunakan pengaruh yang lebih besar di kawasan itu, khususnya melalui Asia Tenggara.

Macron dan Jokowi berbicara selama setengah jam dan "memutuskan untuk bekerja pada kemitraan strategis sejati di Indo-Pasifik", kata istana Elysee Perancis.

Ini terutama akan "mencakup tentang isu transisi ekologi, dukungan untuk lapangan kerja dan pertumbuhan di Indonesia dan kebangkitan pasca-Covid-19".

Pembicaraan itu dilakukan menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian ke Jakarta dengan Indonesia, untuk mengambil alih kepresidenan G20 bergilir setelah Italia.

Jokowi dan mitranya dari Perancis juga meninjau koordinasi di ASEAN, blok regional Asia Tenggara, di mana Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta, memainkan peran penting.

Perancis sendiri akan menjadi presiden bergilir Uni Eropa pada 2022.

Baca juga: Situasi Makin Serius, Perancis Tuding AS dan Australia Berbohong kepada Mereka


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com