Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Curiga Israel dan AS Pelaku Serangan Siber di Stasiun Bahan Bakar

Kompas.com - 31/10/2021, 21:11 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Seorang jenderal Iran mencurigai Israel dan Amerika Serikat berada di balik serangan siber di stasiun bahan bakar pada pekan ini yang sangat menganggu distribusi.

Gholamreza Jalali dari Pengawal Revolusi mengatakan bahwa serangan siber di stasiun bahan bakar pada Selasa (26/10/2021) menyerupai dua insiden sebelumnya yang pelakunya "tidak diragukan lagi musuh kita, yaitu Amerika Serikat dan rezim Zionis".

"Kami telah menganalisis dua insiden, kecelakaan kereta api dan kecelakaan pelabuhan Shahid Rajaei, dan kami menemukan bahwa mereka serupa," kata Gholamreza Jalali, kepada televisi pemerintah Sabtu malam (30/10/2021).

Baca juga: Stasiun Bahan Bakar di Seluruh Iran Mati Akibat Serangan Siber

Melansir AFP pada Minggu (31/10/2021), Jalali adalah kepala unit pertahanan sipil di Pengawal Revolusi, yang bertanggung jawab atas aktivitas siber negara.

Pada Juli, kementerian transportasi Iran mengatakan "gangguan siber" telah mempengaruhi sistem komputer dan situs webnya, menurut kantor berita Fars.

Pada Mei 2020, Washington Post melaporkan bahwa Israel melakukan serangan siber terhadap distribusi bahan bakar di pelabuhan Iran Shahid Rajaei di Selat Hormuz, rute strategis untuk pengiriman minyak global.

Serangan siber terhadap distribusi bahan bakar di pelabuhan Iran pada Selasa (26/10/2021) menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalan arteri utama kota Teheran karena antrean panjang di stasiun bahan bakar.

Kementerian perminyakan Iran kemudian membuat layanan offline di stasiun bahan bakar, sehingga kendaraan bisa mengisi bensin secara manual, menurut pihak berwenang.

Baca juga: Pembangkit Listrik Utama Mati karena Bahan Bakar Habis, Lebanon Gelap Gulita

Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Rabu (27/10/2021) menuduh para pelaku berusaha membuat rakyat Iran menentang kepemimpinan republik Islam yang baru.

Saat ini, sekitar 3.200 dari 4.300 stasiun bahan bakar Iran telah terhubung kembali ke sistem distribusi pusat, kata Perusahaan Distribusi Produk Minyak Nasional, yang dikutip Sabtu oleh kantor berita negara IRNA.

Ada stasiun bahan bakar lain juga untuk pengendara, tetapi tidak disubsidi yang membuat harganya dua kali lebih mahal sekitar 5 sen Euro per liter, kata IRNA.

Di Iran bensin mengalir bebas dengan harga paling rendah di dunia, sehingga pengendara membutuhkan kartu digital yang dikeluarkan oleh pihak berwenang untuk membelinya di stasiun bahan bakar.

Kartu digital tersebut memberikan hak kepada pemegangnya untuk mendapatkan sejumlah bensin bulanan dengan tarif bersubsidi di stasiun bahan bakar, dan setelah kuota habis, mereka harus membeli lebih mahal sesuai tarif pasar.

Sejak 2010, ketika program nuklir Iran terkena virus komputer Stuxnet, Iran dan musuh bebuyutannya, Israel dan Amerika Serikat, secara teratur saling menuduh melakukan serangan siber.

Baca juga: AS Blokir Ekspor Bahan Bakar Radioaktif ke China, Khawatir Beijing Lipatkan Cadangan Nuklir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com