Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kemeja Flanel, dari Kelas Pekerja hingga Anak Grunge 90an

Kompas.com - 28/10/2021, 18:25 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Flanel lebih dari sekadar kemeja kotak-kotak. Selain penebang kayu dan musik grunge, ini jadi pakaian serbaguna dengan sejarah mendalam yang membentang berabad-abad.

Dilansir laman Gear Patrol, popularitas flanel melampaui kesenjangan sosial dan gender.

Jauh sebelum “Smells Like Teen Spirit” meledak dan Gregory Peck memikat penonton dengan setelannya, flanel dimaksudkan untuk satu tujuan praktis: kehangatan.

Baca juga: Yuk, Mix and Match Kemeja Pattern dan Flanel

Flanel pertama kali muncul pada abad ke-17, dibuat oleh orang Welsh sebagai pengganti pakaian wol polos mereka.

Terbuat dari benang wol, kain ini memberikan perlindungan yang jauh lebih baik terhadap musim dingin yang terkenal basah dan berangin di Welsh.

Tidak jelas siapa yang menamai benda itu, tetapi orang Perancis dan Jerman menyebutnya flanel.

Karena daya tahan, keterjangkauan, dan kehangatannya, kain flanel dengan cepat menjadi populer di seluruh perbatasan Eropa.

Pabrik wol tumbuh di seluruh Inggris dan Prancis. Pada abad ke-19, produksinya berkembang berkat proses “carding” mekanis yang lebih efisien, yang digunakan oleh pabrik di seluruh Inggris selama Revolusi Industri.

Pada tahun 1889, pengusaha Amerika Hamilton Carhartt, melihat kebutuhan untuk memperbaiki seragam pekerja di AS, membuka pabriknya di Detroit dan mulai memproduksi pakaian flanel.

Baca juga: Sejarah dan Hal yang Membuat Kain Flanel Disukai Banyak Orang

Pada akhir abad ke-19, flanel jadi bahan yang ideal untuk pekerja dan dipakai untuk membuat pakaian serikat pekerja.

Pada pergantian abad ke-20, kemeja flanel menjadi simbol untuk pria kasar. Penduduk Amerika terpikat oleh raksasa mistis Paul Bunyan, yang mengenakan kemeja flanel kotak-kotak merah.

Kisah kepahlawanannya menginspirasi para pekerja, terutama penebang kayu, dan anak-anak mereka.

Bertahan beberapa dekade, flanel muncul kembali dengan sepenuh hati pada awal 90-an sebagai bagian dari dunia musik grunge.

Kaos yang menyatukan kelas pekerja Amerika pada 1950-an, menjadi simbol semangat anti-kemapanan.

Baca juga: Trik Tampil Keren Pakai Kemeja Flanel

Band barat laut Pasifik seperti Nirvana, Alice in Chains, dan Pearl Jam, mengenakan flanel kotak-kotak berantakan yang murah dan dibuat hanya untuk kenyamanan.

Tren flanel sudah melampaui zaman, dan terbukti, mewakili generasi luar ruangan yang mempersetankan merek fancy dan menomorsatukan kenyamanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com