Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Bahan Bakar di Seluruh Iran Mati Akibat Serangan Siber

Kompas.com - 27/10/2021, 21:40 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Antrean panjang mobil terbentuk di luar pompa bensin di Iran pada Selasa (26/10/2021), setelah serangan siber mematikan pompa di seluruh negeri.

AP mewartakan, pengendara terpaksa menunggu berjam-jam untuk bahan bakar setelah insiden itu terjadi. Tidak ada kelompok atau organisasi yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Baca juga: Gubernur Baru di Iran Ditampar saat Berpidato, Pelaku Anggota Angkatan Bersenjata

Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya dari Dewan Keamanan Nasional Iran dikutip mengakui serangan cyber di televisi pemerintah.

Wartawan AP juga melihat antrean mobil terbentuk di pompa bensin di Teheran, ibukota Iran, di mana pompa bahan bakar dimatikan dan stasiun ditutup.

"Saya sudah menunggu beberapa jam agar SPBU dibuka kembali sehingga saya bisa mengisi," kata seorang pengendara sepeda motor yang hanya menyebut namanya sebagai Farzin.

"Tidak ada bahan bakar ke mana pun saya pergi," ujarnya melansir Newsweek.

Serangan itu juga menangguhkan fungsi kartu elektronik yang dikeluarkan pemerintah, yang diandalkan oleh banyak penduduk Iran untuk membeli bahan bakar bersubsidi di pompa bensin.

ISNA, sebuah kantor berita semi-resmi di Iran, mengatakan mereka melihat beberapa warga Iran mencoba menggunakan kartu mereka di pompa. Tapi, mereka menerima pesan yang berbunyi "serangan siber 64411".

Serangan siber itu memiliki kesamaan dengan serangan lain beberapa bulan sebelumnya, yang tampaknya secara langsung menantang Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, karena ekonomi negara itu melemah di bawah sanksi Amerika Serikat (AS) ke Iran.

Baca juga: Iran Tunda Lagi Eksekusi Tahanan yang Dipenjara Sejak Usia 17 Tahun

Masalah-masalah ekonomi Iran memburuk karena AS dan Iran belum bersama-sama memasuki kembali kesepakatan nuklir 2015 Teheran dengan kekuatan dunia.

Sementara itu ISNA tidak mengakui pentingnya nomor dalam pesan "serangan siber 64411". Nomor itu dikaitkan dengan hotline yang dijalankan melalui kantor Khamenei, yang menangani pertanyaan tentang hukum Islam.

ISNA kemudian menghapus laporannya, mengeklaim bahwa itu juga telah diretas. Klaim peretasan semacam itu bisa datang dengan cepat ketika media Iran menerbitkan berita yang membuat marah teokrasi.

Saluran satelit berbahasa Farsi di luar negeri menerbitkan video yang tampaknya diambil oleh pengemudi di Isfahan, sebuah kota besar Iran. Gambarnya menunjukkan papan reklame elektronik di sana bertuliskan: "Khamenei! Di mana bensin kami?"

Yang lain mengatakan: "Gas gratis di pompa bensin Jamaran," merujuk ke rumah mendiang Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ruhollah Khomeini.

TV pemerintah Iran mengatakan pejabat Kementerian Perminyakan mengadakan "pertemuan darurat", untuk memecahkan masalah tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com