TEHERAN, KOMPAS.com - Antrean panjang mobil terbentuk di luar pompa bensin di Iran pada Selasa (26/10/2021), setelah serangan siber mematikan pompa di seluruh negeri.
AP mewartakan, pengendara terpaksa menunggu berjam-jam untuk bahan bakar setelah insiden itu terjadi. Tidak ada kelompok atau organisasi yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Baca juga: Gubernur Baru di Iran Ditampar saat Berpidato, Pelaku Anggota Angkatan Bersenjata
Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya dari Dewan Keamanan Nasional Iran dikutip mengakui serangan cyber di televisi pemerintah.
Wartawan AP juga melihat antrean mobil terbentuk di pompa bensin di Teheran, ibukota Iran, di mana pompa bahan bakar dimatikan dan stasiun ditutup.
"Saya sudah menunggu beberapa jam agar SPBU dibuka kembali sehingga saya bisa mengisi," kata seorang pengendara sepeda motor yang hanya menyebut namanya sebagai Farzin.
"Tidak ada bahan bakar ke mana pun saya pergi," ujarnya melansir Newsweek.
Serangan itu juga menangguhkan fungsi kartu elektronik yang dikeluarkan pemerintah, yang diandalkan oleh banyak penduduk Iran untuk membeli bahan bakar bersubsidi di pompa bensin.
ISNA, sebuah kantor berita semi-resmi di Iran, mengatakan mereka melihat beberapa warga Iran mencoba menggunakan kartu mereka di pompa. Tapi, mereka menerima pesan yang berbunyi "serangan siber 64411".
Serangan siber itu memiliki kesamaan dengan serangan lain beberapa bulan sebelumnya, yang tampaknya secara langsung menantang Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, karena ekonomi negara itu melemah di bawah sanksi Amerika Serikat (AS) ke Iran.
As a cyberattack takes over the fuel distribution network in #Iran and several gas stations shut down. Armed security forces have arrived with AK-47 rifles to maintain order. Public outcry against the Khamenei regime continues to grow. pic.twitter.com/BaE5RLpcke
— Steve Hanke (@steve_hanke) October 27, 2021
Baca juga: Iran Tunda Lagi Eksekusi Tahanan yang Dipenjara Sejak Usia 17 Tahun
Masalah-masalah ekonomi Iran memburuk karena AS dan Iran belum bersama-sama memasuki kembali kesepakatan nuklir 2015 Teheran dengan kekuatan dunia.
Sementara itu ISNA tidak mengakui pentingnya nomor dalam pesan "serangan siber 64411". Nomor itu dikaitkan dengan hotline yang dijalankan melalui kantor Khamenei, yang menangani pertanyaan tentang hukum Islam.
ISNA kemudian menghapus laporannya, mengeklaim bahwa itu juga telah diretas. Klaim peretasan semacam itu bisa datang dengan cepat ketika media Iran menerbitkan berita yang membuat marah teokrasi.
Saluran satelit berbahasa Farsi di luar negeri menerbitkan video yang tampaknya diambil oleh pengemudi di Isfahan, sebuah kota besar Iran. Gambarnya menunjukkan papan reklame elektronik di sana bertuliskan: "Khamenei! Di mana bensin kami?"
Going viral in Iran.
A group of hackers have hacked into billboards and gas stations in the country as the second anniversary of #BloodyNovember approaches. The regime had killed more than 1500 protesters in Nov 2019.
This hacked billboard says "Khamenei, where's our gas"? pic.twitter.com/Lnznlv9qPp
— Masih Alinejad ????? (@AlinejadMasih) October 26, 2021
Yang lain mengatakan: "Gas gratis di pompa bensin Jamaran," merujuk ke rumah mendiang Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ruhollah Khomeini.
TV pemerintah Iran mengatakan pejabat Kementerian Perminyakan mengadakan "pertemuan darurat", untuk memecahkan masalah tersebut.