Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Klaim AS Bakal Beri Bantuan Kemanusiaan ke Afghanistan

Kompas.com - 11/10/2021, 15:06 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Kelompok penguasa Taliban menyatakan, AS sudah menyetujui untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Afghanistan.

Klaim itu muncul setelah mereka menggelar pertemuan di Qatar, pertama sejak Washington meninggalkan Afghanistan di akhir Agustus.

Selain bantuan, pertemuan keduanya juga membahas upaya menangani kelompok ekstremis dan memastikan keselamatan warga AS dalam evakuasi.

Baca juga: Rusia Undang Taliban Berunding di Moskwa pada 20 Oktober

Sumber Washington menuturkan, agenda itu berlangsung dalam suasana tertutup dan profesional. Tapi mereka menegaskan Taliban akan diawasi dari setiap ucapannya.

Dilansir BBC Senin (11/10/2021), AS menekankan pertemuan tersebut tidak berarti mereka mengakui pemerintahan Taliban.

Dalam pernyataan yang dirilis pada Minggu (10/10/2021), milisi menerangkan AS tidak hanya berjanji akan memberi bantuan kemanusiaan ke Afghanistan.

Milisi juga menyatakan "Negeri Uncle Sam" bakal memfasilitasi jika ada organisasi lain yang ingin memberi bantuan.

Mereka mengeklaim nantinya akan bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan dalam menyalurkan bantuan tersebut, jika publik membutuhkan transparansi.

Tetapi, AS melalui juru bicaranya Ned Price tidak menyebut milisi sebagai pihak yang akan menyalurkan bantuannya.

Baca juga: Taliban Minta Inggris Bayar Ganti Rugi Perang Afghanistan Miliaran Poundsterling

Price hanya menyatakan bahwa mereka akan mempercepat penyaluran bantuan itu kepada rakyat Afghanistan, tanpa memberikan detil lanjutan.

Dia mengatakan, fokus utama AS adalah melenyapkan ancaman keamanan dan terorisme, memudian memastikan warganya maupun sekutunya.

"Kami juga memerhatikan hak asasi, termasuk di dalamnya partisipasi perempuan dan anak gadis di seluruh masyarakat Afghanistan," kata dia.

Kabar pembicaraan itu muncul setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memeringatkan dampak jika bantuan tak segera disalurkan.

Dalam konferensi negara pedonor, Guterres menyebut angka kemiskinan meningkat dan layanan publik hampir tutup.

Baca juga: Gambar Mengejutkan Tempat Rehabilitasi Narkoba Taliban: Pencandu Digundul dan Dicambuk

Sebabnya, Washington membekukan aset bank sentral negara itu sekitar 10 miliar dollar AS (Rp 142 triliun) sejak Taliban berkuasa.

Dalam pertemuan itu, milisi menolak tawaran kerja sama AS untuk menahan aktivitas Negara Islam Irak dan Suriah di Khorasan (ISIS-K).

Juru bicara Suhail Shaheen menyatakan, kemampuan mereka sendiri usdah cukup untuk membendung kelompok yang punya akronom Daesh tersebut.

Meski, klaim itu dibuat setelah ISIS-K mengeklaim bom bunuh diri di masjid Kunduz, yang menewaskan 50 orang pada Jumat (8/10/2021).

Baca juga: Delegasi AS Akan Bertemu Taliban Pertama Kali sejak Penarikan Pasukan, Ini yang Dibahas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com