Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Indonesia Meningkat ke Amerika Serikat, Imbas Perang Dagang dengan China

Kompas.com - 02/10/2021, 18:36 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

Tujuan ekspor non-migas Indonesia tertinggi setelah AS berturut-turut ada Jepang, China, Uni Eropa, dan ASEAN. Ekspor ke Jepang senilai 571,1 juta dollar AS (Rp 8,1 triliun), sedangkan ke China mencapai 432 juta dollar AS (Rp 6,2 triliun).

Khusus pada Agustus 2020, BPS Jawa Tengah mencatat nilai ekspor produk Indonesia ke AS sebesar 967,6 juta dollar AS (Rp 13,8 triliun).

Angka ekspor pada Agustus 2020 itu berarti ada kenaikan 18,5 persen dibanding Juli 2020.

Sementara dari segi jenis komoditas, ekspor barang non-migas Indonesia ke AS mencatatkan peningkatan 12,07 persen, dan barang migas naik 167,8 persen.

"Artinya ada kenaikan yang cukup baik atau dengan kata lain ekonomi sudah bangkit,” tambah Arjuliwondo.

Sementara menurut Kepala BPS DI Yogyakarta, Sugeng Arianto, Amerika Serikat juga menjadi negara tujuan ekspor Indonesia pada Agustus 2020.

“Berdasarkan daerah tujuan, ada tiga negara yang menjadi tujuan utama ekspor Yogyakarta, yaitu Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang. Dari tiga negara ini kalau kita jumlahkan hampir 60 persen,” kata Sugeng di Yogyakarta, Jumat (1/10/2021).

Baca juga: Pengedar Narkoba Malaysia Ekspor Obat-obatan Terlarang Lewat Mainan, Nilainya Rp 146 Juta

Nilai total ekspor Yogyakarta, Indonesia ke Amerika Serikat pada Agustus 2021 adalah 18,5 juta dollar AS (Rp 263,9 miliar) atau 42 persen, disusul Jerman 3,7 juta dollar AS (Rp 52,8 miliar) atau 8,4 persen. 

Lalu, Jepang 3,5 juta dollar AS (Rp 50 miliar) atau 7,9 persen. Sedangkan ekspor total Yogyakarta ke seluruh negara pada Agustus 2021 adalah 43,9 juta dollar AS (Rp 626,3 miliar).

Jika dihitung secara kumulatif, nilai ekspor Yogyakarta periode Januari–Agustus 2021 adalah 342,7 juta dollar AS (Rp 4,9 triliun).

Angka ini naik 41,38 persen dibanding periode yang sama pada 2020 yang juga menandakan perbaikan kondisi ekonomi.

Secara kawasan, ekspor ke Uni Eropa mencapai 12,9 juta dolar AS (Rp 184 miliar) sedangkan kawasan ASEAN hanya mencatatkan angka 0,9 juta dollar AS (Rp 12,8 miliar).

“Yang paling banyak adalah pakaian jadi bukan rajutan, senilai 13,8 juta dollar AS (Rp 196,9 miliar) atau 31 persen. Disusul perabot, penerangan rumah sebesar 5,9 juta dollar AS (Rp 84,2 miliar) atau 13,4 persen. Diikuti barang rajutan sebesar 3,8 juta dollar AS (Rp 54,2 miliar) atau 8,6 persen,” lanjut Sugeng.

Baca juga: India Hentikan Ekspor Vaksin Covid-19 hingga Akhir Tahun, Apa Kabar Skema Covax

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com