Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Jenderal Top AS Bersaksi Rekomendasikan 2.500 Tentara di Afghanistan

Kompas.com - 30/09/2021, 06:42 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Dua jenderal top AS mengatakan, mereka sudah memberi rekomendasi untuk mempertahankan 2.500 tentara di Afghanistan menjelang penarikan seluruh pasukan secara penuh pada Agustus.

Dua jenderal top tersebut adalah Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley dan Komandan Komando Pusat AS Jenderal Frank McKenzie.

Kesaksian tersebut disampaikan keduanya di depan Senat AS pada Selasa (28/9/2021).

Baca juga: Taliban Serukan AS Berhenti Terbangkan Drone di Afghanistan

Melansir BBC, kesaksian Milley dan McKenzie tampaknya bertentangan dengan pernyataan Presiden AS Joe Biden yang menuturkan bahwa dia tidak mengingat nasihat semacam itu.

Sejak mayoritas pasukan asing ditarik dari Afghanistan, Taliban dengan cepat menduduki sejumlah wilayah di Afghanistan.

Puncaknya, pada 15 Agustus, Taliban berhasil menduduki Kabul. Ini memaksa pemerintah asing kelabakan melakukan evakuasi warganya atau orang yang bekerja untuknya dengan tenggat waktu 31 Agustus.

Milley berujar bahwa dia terkejut dengan runtuhnya pemerintah dan militer Afghanistan yang begitu cepat.

Baca juga: Menhan AS Mengaku Terkejut Pasukan Afghanistan Runtuh di Hadapan Taliban

Milley, McKenzie, dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada Selasa ditanyai oleh Komite Angkatan Bersenjata Senat AS.

Sidang itu dilakukan beberapa pekan setelah proses evakuasi dan penarikan yang kacau di bandara Kabul.

Situasi semakin mencekam ketika bandara Kabul diserang bom bunuh diri. Sebanyak 13 tentara AS tewas akibat serangan bom bunuh diri yang diklaim ISIS-K pada 26 Agustus tersebut.

Baca juga: Jenderal Tertinggi AS Akui Kegagalan Strategis dalam Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan

Menjaga kehadiran pasukan

McKenzie mengaku, dia merekomendasikan untuk menjaga kekuatan sejumlah 2.500 tentara` di Afghanistan.

Ini tampaknya bertentangan dengan pernyataan Biden kepada seorang jurnalis ABC News pada 19 Agustus bahwa dia tidak ingat ada yang memberinya nasihat seperti itu.

Milley mengatakan, juga mengaku sepakat dengan rekomendasi tersebut.

Baca juga: Pukulan Telak bagi AS, Taliban Temukan Gudang Berisi Senjata Canggih Mereka

Tetapi, ketika ditanya oleh Senator dari Partai Republik Dan Sullivan mengenai pernyataan Biden tersebut, Milley menolak untuk memberikan jawaban langsung.

Kemudian, Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki membahas masalah tersebut kepada wartawan.

“Presiden menghargai nasihat jujur dari para pemimpin militer. Tapi ini tidak berarti dia selalu setuju dengan itu,” tutur Psaki.

Psaki mengatakan, jika pasukan AS tetap di negara itu setelah tenggat waktu penarikan, “Negeri Paman Sam” saat ini sudah pasti berperang dengan Taliban.

Baca juga: Taliban Tak Lagi Izinkan Perempuan Afghanistan Mengajar atau Kuliah di Universitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com