Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Bunuh 1.400 Lumba-lumba Jadi Kontroversi, Ini Janji Kepulauan Faroe

Kompas.com - 19/09/2021, 08:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

TORSHAVN, KOMPAS.com - Pemerintah Kepulauan Faroe merespons tradisi pembunuhan 1.400 lumba-lumba yang menjadi kontroversi dan menuai kecaman.

Aktivis Sea Shepherd merilis foto ketika ratusan ekor mamalia yang mati itu di pantai, sementara yang lainnya digiring ke perairan dangkal.

Dalam rekaman yang beredar, air laut berubah menjadi merah karena darah, saat pemburu menyembelih lumba-lumba untuk diambil daging dan lemaknya.

Baca juga: 1.400 Lumba-lumba Dibantai dalam Sehari, Warga Denmark Mengamuk

Adapun jauh di laut lepas, kapal fjord membentuk penghalang untuk mencegah lumba-lumba sisi putih Atlantik itu untuk melarikan diri.

Sea Shepherd yang berbasis di AS menyatakan, pembunuhan itu sangatlah brutal dengan publik dunia marah dan menuntut pemerintah setempat bertindak.

Di laman Facebooknya, The Sea Shepherd Faroe Islands Campaign berujar mereka sengaja merilis video berdurasi 10 menit tersebut untuk menunjukkan brutalitasnya.

"Sementara media Kepulauan Faroe sibuk melaporkan reaksi dunia, mereka tak memberitakan seberapa ilegalnya aksi itu," jelas aktivis.

Pemerintah setempat membela diri dengan menerangkan, tradisi tersebut sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

Perburuan itu sudah berlangsung sejak abad kesembilan, dengan daging dan lemaknya dibagikan ke penduduk setempat.

Meski begitu, otoritas menyatakan perburuan pada tahun ini, membunuh 1.400 ekor, mereka anggap berlebihan.

Dilansir Sky News Sabtu (18/9/2021), mereka berjanji akan meninjau lagi regulasi terkait dengan perburuan tersebut.

Penangkapan pada 2021 ini memecahkan rekor. Biasanya setiap tahun mereka hanya menangkap sekitar 250 lumba-lumba dan 600 paus pilot.

Perdana Menteri Bardur a Steig Nielsen mengatakan, mereka akan meangani isu itu secara serius meski berujar tradisinya tidak bisa dihentikan.

"Kami akan melihat lebih dekat perburuan itu, dan peran apa yang harus mereka mainkan dalam masyarakat Faroe," ujar dia.

Baca juga: Lumba-lumba Terdampar di Bali, Ditemukan Mati dengan Sirip Terpotong dan Kulit Terkelupas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com