Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Calon Perdana Menteri Jepang, dari Selebtwit hingga "Anak Metal"

Kompas.com - 17/09/2021, 17:20 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Calon perdana menteri Jepang yang baru berkisar mulai dari selebtwit hingga penyuka musik heavy metal.

Partai Demokrat Liberal (LDP) akan melakukan pemungutan suara pada 29 September untuk mencari PM Jepang yang baru, menggantikan Yoshihide Suga yang mundur.

Calon PM Jepang ini akan maju ke pemilu pada November, yang diperkirakan akan dimenangi oleh partai itu lagi.

Baca juga: Resmi, PM Jepang Yoshihide Suga Mundur Bulan Ini

Di Jepang, presiden partai LDP otomatis menjadi PM Jepang. Kursi mayoritas di majelis rendah dikuasai oleh partai tersebut.

Inilah empat calon perdana menteri Jepang:

1. Taro Kono: Menteri, kepala vaksinasi, dan selebtwit

Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono.AFP / JUNG YEON-JE Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono.
Melansir AFP pada Jumat (17/9/2021), calon perdana menteri Jepang yang pertama adalah Taro Kono.

Dia merupakan kepala vaksinasi Jepang, dan salah satu politisi paling dikenal serta dianggap sebagai kandidat terkuat.

Taro Kono pun didukung oleh Suga dan menduduki puncak survei publik.

Sebagai Menteri Reformasi Administrasi, Taro Kono berusaha memodernisasi birokrasi dengan menghapus stempel tinta dan mesin faks.

Pada usia 58, Taro Kono adalah kandidat PM Jepang termuda dan dipandang sebagai bagian dari generasi baru partai, dengan pandangan liberal dan gaya komunikasi yang mengalir bebas.

Akun Twitter-nya yang berbahasa Jepang memiliki lebih dari dua juta followers, dan berinteraksi langsung dengan orang-orang dalam segala hal, mulai dari kebijakan hingga kecintaannya pada durian.

Namun, sebagai selebtwit dia juga dikritik karena memblokir orang-orang di Twitter dan dituduh mengejek birokrat.

Baca juga: Profil Taro Kono, Calon Kuat PM Baru Jepang

Taro Kono dulu menteri pertahanan dan luar negeri. Dia adalah liberal politik yang mendukung legalisasi pernikahan sesama jenis, serta berjanji memangkas birokrasi dan meningkatkan digitalisasi.

Dia juga seorang advokat energi hijau dan pada Jumat (17/9/2021) mengatakan, bukan tidak mungkin Jepang 100 persen menggunakan energi terbarukan.

2. Fumio Kishida: mantan menteri luar negeri

Calon perdana menteri Jepang yang juga mantan menteri luar negeri, Fumio Kishida, berpidato saat kampanye di Tokyo, Jumat (17/9/2021).GAMMA/YOSHIKAZU TUNO via AP Calon perdana menteri Jepang yang juga mantan menteri luar negeri, Fumio Kishida, berpidato saat kampanye di Tokyo, Jumat (17/9/2021).
Calon perdana menteri Jepang berikutnya adalah Fumio Kishida, mantan menteri luar negeri dan mantan kepala kebijakan LDP.

Kandidat PM Jepang ini mengarahkan kampanyenya untuk mengoreksi pemerintah saat ini, dan pada Jumat berkata yakin publik Jepang menginginkan "politik kedermawanan".

Pria 64 tahun itu menggambarkan dirinya sebagai orang yang bersedia mendengarkan, dan mengundang pemilih untuk meninggalkan pesan di kotak saran sambil menjanjikan dukungan keuangan pandemi baru dan lembaga baru untuk krisis kesehatan.

Fumio Kishida mengatakan, dia ingin mendistribusikan kekayaan untuk mengatasi ketimpangan pendapatan yang meningkat, tetapi dia berujar ini tidak akan melibatkan kenaikan pajak, dan sebaliknya menjanjikan pertumbuhan yang lebih kuat.

Kishida pernah membantu mendatangkan Barack Obama saat masih menjadi presiden AS ke kota asalnya di Hiroshima, dan mengatakan bahwa penghapusan senjata nuklir adalah "pekerjaan hidup saya".

Baca juga: Alasan PM Jepang Yoshihide Suga Mundur dan Tak Mencalonkan Diri Lagi

3. Sanae Takaichi: penggemar musik heavy metal dan Margaret Thatcher

Calon perdana menteri Jepang yang juga mantan menteri dalam negeri, Sanae Takaichi, berpidato saat kampanye di Tokyo, Jumat (17/9/2021).GAMMA/YOSHIKAZU TSUNO via AP Calon perdana menteri Jepang yang juga mantan menteri dalam negeri, Sanae Takaichi, berpidato saat kampanye di Tokyo, Jumat (17/9/2021).
Calon perdana menteri Jepang yang ketiga adalah seorang penggemar "Wanita Tangan Besi" Margaret Thatcher dan pendengar setia musik heavy metal.

Sanae Takaichi adalah salah satu dari sedikit politisi perempuan terkemuka di Jepang dan tidak merahasiakan pandangan nasionalis kanannya.

Margaret Thatcher adalah panutannya, dan Takaichi mengaku tidak segan menerapkan kebijakan tidak populer jika dia pikir itu benar.

Perempuan berusia 60 tahun ini sangat menentang permintaan maaf atas perang Jepang di masa lalu, dan mendukung larangan pada pasangan menikah yang memiliki nama keluarga berbeda.

Takaichi adalah pengunjung tetap kuil Yasukuni yang kontroversial di Tokyo, yang menghormati para korban perang termasuk penjahat perang, dan merupakan titik panas dalam hubungan dengan Korea Selatan serta China.

Selain menjadi "anak metal", Sanae Takaichi juga menyukai sepeda motor, tetapi kabarnya tak mau mengendarainya jika terpilih jadi PM Jepang, karena takut kecelakaan dapat memengaruhi pekerjaannya.

Baca juga: PM Jepang Dikabarkan Dukung Pejabat Ini dalam Kontestasi Pemimpin Partai Berkuasa

4. Seiko Noda: Pendatang baru yang feminis

Calon perdana menteri Jepang, Seiko Noda, yang merupakan mantan menteri dalam negeri, berpidato saat kampanye di Tokyo, Jumat (17/9/2021).GAMMA/YOSHIKAZU TSUNO via AP Calon perdana menteri Jepang, Seiko Noda, yang merupakan mantan menteri dalam negeri, berpidato saat kampanye di Tokyo, Jumat (17/9/2021).
Seiko Noda sering digambarkan sebagai orang yang paling mungkin menjadi perdana menteri wanita pertama Jepang, tetapi dia menunggu sampai hari sebelum kampanye untuk menkonfirmasi pencalonannya.

Noda adalah mantan menteri pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender, yang mengatakan kampanyenya adalah menciptakan politik konservatif yang mendukung semua bagian masyarakat.

Pada Jumat (17/9/2021) calon PM Jepang ini mengatakan, dia akan memilih perempuan untuk menjadi setengah dari kabinetnya jika terpilih.

Berusia 61 tahun, Seiko Noda sudah lama mendorong kesetaraan gender yang lebih besar, termasuk mengizinkan pasangan menikah untuk memiliki nama keluarga berbeda.

Dia melahirkan pada usia 50 tahun setelah menjalani perawatan kesuburan yang melibatkan donor telur dari AS, dan mendorong agar perawatan kesuburan lebih mudah diakses di Jepang.

Di masa lalu, niatnya untuk maju sebagai pemimpin partai mendapat tanggapan hangat, dan kali ini bisa menjadi calon perdana menteri Jepang yang menang tak terduga.

Baca juga: Jepang Peringatkan Warganya Ancaman Teror di Indonesia dan 5 Negara Asia Tenggara Lainnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com