Daud Haqqani, direktur hubungan luar negeri di kementerian pendidikan, mengatakan protes itu diselenggarakan oleh para wanita yang telah meminta dan diberi izin untuk berdemonstrasi.
"Wanita yang meninggalkan Afghanistan tidak merepresentasikan kami," bunyi salah satu tulisan dalam banner yang diarak para wanita pro-Taliban pada Sabtu (11/9/2021).
"Kami puas dengan Sikap dan Perilaku Mujahidin (Taliban)", bunyi tulisan lainnya.
Demonstrasi publik pada Sabtu (11/9/2021) itu sangat kontras dengan unjuk rasa di Kabul dan di tempat lain pada awal pekan ini, ketika pejuang Taliban melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan massa dan menembak 2 orang hingga tewas.
Milisi Taliban memukuli pengunjuk rasa wanita dan melepaskan tembakan untuk membubarkan demonstran di Kabul terjadi hanya beberapa jam setelah kelompok militan itu melarang aksi unjuk rasa.
Baca juga: Sejak Taliban Berkuasa, Jemaah yang Shalat di Masjid Makin Banyak
Para militan mengumumkan moratorium demonstrasi "untuk saat ini" pada Rabu malam waktu setempat (8/9/2021), setelah kelompok itu dipermalukan oleh gambar viral wanita yang berdiri di hadapan mereka.
Video beredar secara online menunjukkan milisi Taliban memukuli pengunjuk rasa wanita di jalan-jalan, dengan seorang militan terlihat menyerang seorang wanita, memukul lengannya sebelum mengusirnya.
Selama rezim pemerintahan Afghanistan Taliban pada 1996-2001, hak-hak perempuan sangat dibatasi, tetapi sejak mengambil alih kembali kekuasaan pada Agustus kelompok militan ini telah mengklaim akan menerapkan aturan lebih lunak.
Otoritas pendidikan Taliban berjanji perempuan akan diizinkan untuk masuk universitas selama kelas dipisahkan berdasarkan jenis kelamin atau setidaknya dipisahkan oleh tirai.
Para wanita juga harus mengenakan abaya dan niqab.
Di bawah aturan baru, katanya perempuan dapat bekerja "sesuai dengan prinsip-prinsip Islam", tetapi beberapa rincian belum dipublikasikan.
Baca juga: Takut Kawin Paksa oleh Taliban, Banyak Keluarga Tinggalkan Afghanistan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.