Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Taliban Berkuasa, Jemaah yang Shalat di Masjid Makin Banyak

Kompas.com - 11/09/2021, 21:38 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KABUL, KOMPAS.com - Taliban kembali merebut kekuasaan di Afghanistan sejak 15 Agustus setelah merebut Ibu Kota Kabul secara damai.

Pemerintahan Afghanistan dengan sendirinya ambruk karena ditinggal pergi presidennya, Ashraf Ghani ke Uni Emirat Arab (UEA).

Pasukan ASdan sekutu resmi meninggalkan Afghanistan setelah 20 tahun berperang di negara itu di ujung 30 Agustus, satu menit menjelang tanggal berganti menjadi 31 Agustus, yang telah ditetapkan Presiden AS Joe Biden sebagai tenggat untuk menarik keluar pasukannya dari sana.

Baca juga: Takut Kawin Paksa oleh Taliban, Banyak Keluarga Tinggalkan Afghanistan

Begitu Taliban kembali berkuasa, banyak orang Afghanistan takut kelompok yang belum diakui Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat itu akan menerapkan ajaran Islam yang taat.

Banyak orang Afghanistan menolak pemberlakuan hukum Islam dan mereka trauma atas pemerintahan Taliban sebelumnya selama lima tahun, dari 1996 sampai pasukan AS menggulingkan kekuasaan mereka pada 2001.

Orang-orang yang trauma pada Taliban kemudian memutuskan keluar dari Afghanistan bersama orang-orang asing, yang secara bergegas meninggalkan negara itu.

Mereka yang tidak terangkut pergi atau tidak bisa pergi bertahan dengan diliputi kecemasan dan rasa was-was.

Baca juga: Kakak Mantan Wapres Afghanistan Amrullah Saleh Dikabarkan Dibunuh Taliban

Namun di luar itu, ada imbas lain dari konflik di Afghanistan pasca keluarnya pasukan AS dan pasukan asing lainnya dari negara itu. Bagi Muslim Afghanistan yang taat, mereka lega karena kini bisa kembali menjalankan perintah agama dengan beribadah ke masjid.

Pada 3 September, Jumat pertama sejak pasukan AS hengkang dari Afghanistan, masjid-masjid di Kabul ramai dihadiri jemaah. Pada hari itu, ratusan jemaah menghadiri shalat Jumat.

Seorang penduduk Kabul yang baru saja keluar dari masjid seusai mengikuti shalat berjemaah, mengatakan:

“Dulu, sangat sedikit orang yang datang ke masjid karena takut menjadi korban pencopetan. Mungkin hanya ada sekitar 15 orang di masjid untuk mengikuti shalat Subuh. Di beberapa masjid, jumlah jemaah shalat Subuh mungkin jauh lebih sedikit. Sekarang jumlah jemaah sedikit meningkat tetapi orang masih takut. Semua orang mengajukan pertanyaan yang sama: Apakah Taliban sudah datang?”

Baca juga: Taliban: Wanita Tidak Pantas Jadi Menteri, Mereka Seharusnya Melahirkan

Sebelumnya, para jemaah mengungkapkan, jumlah orang yang menghadiri shalat di berbagai masjid di negara itu sangat sedikit.

Begitu Taliban kembali, jumlah jemaah meningkat perlahan. Setidaknya di Kabul, menurut mereka, ada alasan utama yang mendorong kenaikan jumlah jemaah, insiden pencopetan selama shalat spontan berhenti sejak Taliban merebut kota itu.

“Dulu orang-orang juga datang ke masjid, dan mereka datang dalam jumlah besar, tetapi sekarang jumlah itu meningkat lagi. Madrasah juga telah dibuka kembali. InsyaAllah, efek (rezim Taliban) terhadap ulama dan orang-orang biasa akan meningkat. Pencurian dan penipuan dalam bisnis juga akan diberesi," ujar penduduk lain, Zakir Ullah,

Taliban belum membentuk pemerintahan, meskipun mereka sudah hampir sebulan resmi kembali berkuasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com