Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Tragedi 11 September Picu Bom Bali dan Serangan Teroris Lainnya di Asia Tenggara...

Kompas.com - 11/09/2021, 08:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Al Jazeera

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Laporan Aisyah Llewellyn di Al Jazeera yang terbit pada Jumat (10/9/2021) mengungkapkan, tragedi 11 September 2001 memicu rangkaian serangan teroris di Asia Tenggara termasuk bom Bali.

Pengungkapan itu didasarkan pada kesaksian pelaku bom Bali dan penjelasan para pakar.

Ali Imron, salah satu pelaku Bom Bali 2002 mengatakan, dia melihat serangan WTC tanggal 11 September beserta pesawat yang menabrak Pentagon di halaman depan koran lokalnya.

Baca juga: Detik-detik Serangan 11 September 2001, 4 Pesawat Tewaskan Hampir 3.000 Orang

“Keluarga kami tidak memiliki televisi saat itu,” kata Imron kepada Al Jazeera.

Pria berusia 52 tahun tersebut dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas perannya dalam merencanakan bom Bali yang menewaskan lebih dari 200 orang, banyak di antaranya turis asing.

Imron lalu dengan cepat menduga serangan gedung WTC adalah perbuatan teman-temannya.

Pada 20 tahun yang lalu Imron adalah anggota Jemaah Islamiyah (JI), kelompok garis keras yang didirikan pada 1993 di Indonesia, yang masih memiliki lebih dari 1.600 anggota aktif menurut pihak berwenang Indonesia.

Foto Gedung WTC yang terbakar setelah ditabrak pesawat United Airlines Flight 175 yang dibajak dalam rute dari Boston, saat serangan 11 September 2001 terjadi di New York City, Amerika Serikat.GETTY IMAGES NORTH AMERICA/SPENCER PLATT via AFP Foto Gedung WTC yang terbakar setelah ditabrak pesawat United Airlines Flight 175 yang dibajak dalam rute dari Boston, saat serangan 11 September 2001 terjadi di New York City, Amerika Serikat.
JI secara historis dikaitkan dengan Al Qaeda, yang mengaku bertanggung jawab atas serangan 11 September dan dipimpin oleh Osama bin Laden.

Serangan 9/11 terjadi ketika anggota Al Qaeda membajak empat pesawat komersial dan menabrakkannya ke World Trade Center dan Pentagon. Beritanya menyebar ke seluruh dunia.

Lebih dari 2.500 orang dari 90 negara tewas. Analis mengatakan, tragedi 9/11 berdampak langsung pada perkembangan jaringan gerakan garis keras di Asia Tenggara, yang beberapa di antaranya bekerja sama dengan Al Qaeda.

"9/11 terjadi pada saat Abdullah Sungkar, pendiri Jemaah Islamiyah, jaringan militan terbesar di kawasan itu, meninggal dua tahun sebelumnya dan (pemimpin spiritualnya) Abu Bakar Bashir membiarkan (panglima militer Jemaah Islamiyah) Hambali berkolaborasi dengan Al-Qaeda pada serangan terhadap sasaran Barat."

"Tapi ini memecah Jemaah Islamiyah karena bertentangan dengan pendekatan Sungkar yang dengan sabar membangun kekuatan untuk menjatuhkan rezim Soeharto," urai Quinton Temby, asisten profesor kebijakan publik di Monash University, Indonesia, kepada Al Jazeera.

"Jemaah Islamiyah tidak pernah berafiliasi, apalagi waralaba, dari Al Qaeda. Tapi mereka sekutu kunci Al Qaeda... Jemaah Islamiyah memberikan dukungan logistik untuk beberapa pembajak 9/11 di Malaysia," sambungnya.

Baca juga: Hambali, Otak Bom Bali 2002, Akan Diadili AS Setelah 15 Tahun Tanpa Dakwaan di Guantanamo

Nawaf Al Hazmi dan Khalid Al Mihdhar, yang berada di pesawat penabrak Pentagon, singgah di Malaysia dalam perjalanan ke Amerika Serikat.

Hambali alias Riduan Isamuddin alias Encep Nurjaman.The Star Hambali alias Riduan Isamuddin alias Encep Nurjaman.
Diperkirakan mereka bertemu tokoh senior JI Indonesia termasuk Encep Nurjaman alias Hambali, yang kini disidang oleh komisi militer di Teluk Guantanamo atas sejumlah tuduhan terkait terorisme setelah 18 tahun ditahan di AS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Monyet-monyet Mati Tenggelam di Sumur akibat Gelombang Panas India

Monyet-monyet Mati Tenggelam di Sumur akibat Gelombang Panas India

Global
   Korea Selatan Resmi Setop Sepenuhnya Perjanjian Militer dengan Korea Utara Buntut Teror Balon Sampah

Korea Selatan Resmi Setop Sepenuhnya Perjanjian Militer dengan Korea Utara Buntut Teror Balon Sampah

Global
Gedung Putih: Semua Keputusan Proposal Damai Gaza Bergantung Respons Hamas

Gedung Putih: Semua Keputusan Proposal Damai Gaza Bergantung Respons Hamas

Global
Nasib Para Aktivis Pro-Demokrasi Tragedi Khartoum Selama Perang Sudan

Nasib Para Aktivis Pro-Demokrasi Tragedi Khartoum Selama Perang Sudan

Internasional
Pria di Depan Tank, Bagaimana Jurnalis Selundupkan Foto Ikonik Peristiwa Tiananmen

Pria di Depan Tank, Bagaimana Jurnalis Selundupkan Foto Ikonik Peristiwa Tiananmen

Internasional
Gunung Kanlaon Meletus, Filipina Evakuasi 2.800 Penduduk, Penerbangan Dibatalkan

Gunung Kanlaon Meletus, Filipina Evakuasi 2.800 Penduduk, Penerbangan Dibatalkan

Global
Microsoft Sebut Rusia Manfaafkan Deepfake Tom Cruise Ganggu Olimpiade Paris

Microsoft Sebut Rusia Manfaafkan Deepfake Tom Cruise Ganggu Olimpiade Paris

Global
AS Ingin PBB Adopsi Usulan Biden Terkait Gencatan Senjata Gaza

AS Ingin PBB Adopsi Usulan Biden Terkait Gencatan Senjata Gaza

Global
Gunung Kilauea di Hawaii, Salah Satu Gunung Berapi Paling Aktif di Dunia, Meletus

Gunung Kilauea di Hawaii, Salah Satu Gunung Berapi Paling Aktif di Dunia, Meletus

Global
Rangkuman Hari Ke-831 Serangan Rusia ke Ukraina: 3 Tewas di Ukraina | Serangan Lebih Besar ke Rusia

Rangkuman Hari Ke-831 Serangan Rusia ke Ukraina: 3 Tewas di Ukraina | Serangan Lebih Besar ke Rusia

Global
Polisi San Francisco Tangkap 70 Pengunjuk Rasa yang Terobos Konsulat Israel

Polisi San Francisco Tangkap 70 Pengunjuk Rasa yang Terobos Konsulat Israel

Global
Roket dan Drone Hezbollah Akibatkan Kebakaran di Israel

Roket dan Drone Hezbollah Akibatkan Kebakaran di Israel

Global
AS Cari Dukungan PBB Terkait Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

AS Cari Dukungan PBB Terkait Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Global
Sosok Claudia Sheinbaum, Perempuan Pertama yang Terpilih Jadi Presiden Meksiko

Sosok Claudia Sheinbaum, Perempuan Pertama yang Terpilih Jadi Presiden Meksiko

Internasional
Nenek Ini Meninggal di Panti Jompo, tapi Ditemukan Bernapas di Rumah Duka

Nenek Ini Meninggal di Panti Jompo, tapi Ditemukan Bernapas di Rumah Duka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com