KABUL, KOMPAS.com - Kelompok Taliban mengutarakan sederet janji mulai dari menghormati hak perempuan hingga takkan jadi sarang teroris.
Juru bicara Zabihullah Mujahid menjabarkannya dalam konferensi pers perdana sejak mereka menguasai Afghanistan akhir pekan lalu.
Mujahid membuka jumpa persnya dengan menyatakan, mereka sangat bangga karena berhasil mengusir kekuatan asing setelah 20 tahun.
Baca juga: Gelar Konpers Pertama, Taliban Janji Hormati Hak Perempuan Menurut Syariah
Dia menerangkan, kelompok pemberontak tidak ingin konflik berlarut-larut sehingga pimpinan sudah memaafkan orang yang sudah melawan mereka.
"Semua orang yang berlawanan dengan kami telah diampuni. Dari A sampai Z. Permusuhan sudah berakhir," kata dia.
"Kami tidak ingin ada musuh baik dari dalam maupun luar," lanjut Mujahid di Kabul, seperti dikutip AFP dan BBC Selasa (17/8/2021).
Awak media kemudian menanyakan apakah perbedaan Taliban saat ini dengan ketika mereka berkuasa 1996-2001 silam.
Mujahid menjelaskan mereka tidak akan berubah jika menyangkut tentang kepercayaan maupun ideologi yang mereka anut.
"Tetapi jika mencakup pengalaman, kematangan dan pandangan, tidak diragukan terdapat banyak perbedaan," kata dia.
Baca juga: AS Ajukan Syarat ke Taliban jika Pemerintahannya di Afghanistan Ingin Diakui
Salah satu bentuk perubahan itu adalah janji Taliban yang akan menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan syariah (hukum Islam).
"Mereka akan bekerja bahu membahu bersama kami. Kami ingin memastikan kepada komunitas internasional tidak akan ada diskriminasi," ujar dia.
Soal kebebasan pers, organisasi RSF menyatakan Taliban menjamin jurnalis tidak akan dipersekusi dan wanita diizinkan untuk bekerja di media.
Kabar itu dibenarkan oleh Mujahid dalam jumpa persnya, dengan mengatakan sepanjang tidak melawan mereka.
"Tidak boleh ada yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam dalam aktivitas media," jelas si juru bicara.
Dia mengeklaim pers bisa mengawasi kekurangan mereka, sebagai bagian dari pengabdian mereka terhadap Afghanistan.
Baca juga: 3 Hari Kuasa Taliban di Afghanistan: 640 Orang Jejali Pesawat AS, Milisi Berpatroli di Jalanan