Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Tunisia Nyatakan Dukungan atas Pengambilalihan Kekuasaan oleh Presiden Kais Saied

Kompas.com - 06/08/2021, 07:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

TUNIS, KOMPAS.com - Langkah Presiden Tunisia Kais Saied yang mengambil alih kekuasaan negaranya kini mendapat dukungan dari angkatan bersenjata, sebuah institusi yang biasanya berada di atas politik.

Namun, para analis percaya bagaimana mempertahankan dukungan militer masih akan bergantung pada perkembangan politik di negara itu.

Sejak dia terpilih sebagai kepala negara Tunisia pada Oktober 2019, Saied umumnya menghindari terlihat bersama para pemimpin politik. Dia justru lebih banyak menghabiskan waktu di depan umum bersama militer.

Dengan melakukan itu, ia menempatkan dirinya di atas kericuhan politik partai sehari-hari di Tunisia, dan lebih menyelaraskan diri dengan lembaga negara tersebut.

Baca juga: Presiden Tunisia Janji Dirinya Takkan Jadi Diktator setelah Tangkap Anggota Parlemen

Angkatan bersenjata telah ditampilkan dalam banyak keputusan kuncinya.

Pada Desember, Saied mempercayakan layanan kesehatan militer untuk menjalankan sebuah rumah sakit baru yang dibangun China di kota pelabuhan Sfax.

Dan pada 25 Juli, di hadapan para pejabat tinggi Saied menyatakan bahwa dia telah memecat perdana menteri dan menangguhkan parlemen selama sebulan.

Sejak pengumuman itu, sebuah kendaraan lapis baja telah menghalangi akses ke gedung parlemen dan unit-unit militer telah dikerahkan di Kasbah, pusat pemerintahan, dan di lembaga-lembaga penting lainnya.

Sementara itu, Saied telah menunjuk seorang perwira militer mengepalai gugus tugas menteri untuk memerangi Covid-19 di negara Afrika Utara, yang baru-baru ini memiliki salah satu korban tewas terburuk di dunia dalam pandemi Covid-19.

Di antara anggota parlemen pertama yang ditahan adalah seorang pejabat terpilih yang dihukum oleh pengadilan militer pada 2018 karena mengkritik tentara.

Langkah-langkah seperti ini telah menyebabkan beberapa kritikus mengecam pengambilalihan Saied pada 25 Juli sebagai "kediktatoran militer".

Tetapi Hatem M'rad, profesor ilmu politik dan presiden Asosiasi Studi Politik Tunisia, mengatakan kepada AFP bahwa kepala negara tidak dapat memaksakan dirinya "tanpa dukungan tentara".

Baca juga: Kudeta Tunisia: Kepala Stasiun TV Nasional Dipecat karena Larang Aktivis Tampil

Tunisia dalam kekacauan politik saat presiden memecat lebih banyak pejabat, "Dan untuk saat ini, ia (militer) mendukung presiden, yang telah menyiapkan semua ini dengan bantuannya", kata M'rad.

Menurut M'rad militer Tunisia akan "mengikuti dia (Presiden Saied), dalam batas-batas tujuan yang ditetapkan" untuk mendapatkan aturan hukum kembali ke jalurnya.

"Kais Saied telah mendapatkan kepercayaan dari perwira tinggi di militer," menurut ilmuwan politik Slaheddine Jourchi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com