Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan Borjuis Anak Diktator Guinea Ekuatorial, Hamburkan Triliunan Uang Negara untuk Hiburan Mahal

Kompas.com - 25/07/2021, 15:22 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

MALABO, KOMPAS.com - Tiga perempat penduduk Guinea Ekuatorial tidak memiliki akses internet, tetapi anak diktator Guinea Ekuatorial, Teodoro Obiang Mangue, bukanlah salah satu diantaranya.

Wakil presiden negara di Afrika itu, yang merupakan putra presiden saat ini. Dia kerap menghibur 116.000 pengikut Instagram-nya dengan gambar-gambar dari gaya hidup borjuisnya yang serba mewah.

Baca juga: [TRIVIA] 5 Diktator Dunia yang Masih Bertakhta pada 2021

Gambar naik jetpack air, berputar-putar dengan mobil balap F1, hingga perjalanan ke Carnaval jadi konten di media sosialnya.

Dia memanjakan dirinya dengan sebuah rumah mewah senilai 100 juta dollar AS (Rp 1,4 triliun) di Paris, jet senilai 38 juta dollar AS (Rp 550 miliar), Ferrari, Aston Martins.

Obiang juga memiliki sejumlah memorabilia Michael Jackson, termasuk sarung tangan berlapis kristal seharga 275.000 dollar AS (Rp 3,9 miliar) yang dikenakan Jackson dalam tur 'Bad'-nya.

Penyelidik anti-korupsi mengatakan pengeluarannya yang boros telah dibiayai dengan dana pemerintah, dan itu harus dihentikan.

Minggu ini, pemerintah Inggris memberikan sanksi kepada Obiang atas tuduhan korupsi yang merajalela. Dia diklaim menghabiskan lebih dari 500 juta dollar AS (Rp 7,2 triliun) secara tidak pantas, sejak menjadi menteri pemerintah pada 1998.

Sebagai bagian dari sanksi, aset Obiang akan dibekukan dan dia akan dilarang memasuki Inggris

"Tindakan yang kami ambil hari ini menargetkan individu-individu yang telah menghabiskan uang mereka sendiri dengan mengorbankan warganya," kata Menteri Luar Negeri Dominic Raab dalam sebuah pernyataan minggu ini.

Baca juga: Bagaimana Hidup di Myanmar di Bawah Pemerintahan Diktator Militer?

Korupsi menguras kekayaan negara-negara miskin, membuat rakyatnya terjebak dalam kemiskinan dan meracuni sumur demokrasi.”

Pemerintah Guinea Ekuatorial tidak segera menanggapi permintaan komentar, begitu pula Obiang dalam pesan ke akun Instagram pribadinya, meskipun ia sebelumnya telah membantah melakukan kesalahan.

Di dunia maya, dia memproyeksikan semua suasana tenang. Pada Jumat pagi (23/7/2021) foto yang diunggah ke halaman Instagram-nya memperlihatkan dia bertengger di tepi kursi mewah dan menyeringai dalam blazer merah terang.

Kegemaran Obiang untuk hal-hal mewah dimulai sejak muda. Dia dilaporkan pergi ke sekolah menengah swasta di Normandia, di Perancis.

Kemudian mengambil kelas bahasa Inggris di Pepperdine University. Di sana dia berkeliling dengan limusin dan bersembunyi di sebuah rumah sewaan di Malibu dan di Beverly Wilshire Hotel, menurut laporan 2007 laporkan di koran universitas.

Dia jarang menghadiri kelas, kata surat kabar itu, dan dia akhirnya diminta untuk meninggalkan program lebih awal.

Segera setelah itu, Obiang memasuki pemerintahan Guinea Ekuatorial, semua karena garis keturunan keluarga. Ayah Obiang, Teodoro Obiang Nguema Mbasogo, merebut kekuasaan dari pamannya dalam kudeta 1979 dan terus memerintah sejak itu.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Idi Amin, Diktator Militer Penjagal Uganda

Tentunya merupakan sebuah keuntungan untuk bergabung dengan “bisnis keluarga” itu. Apalagi Guinea Ekuatorial secara substansial memperluas program eksplorasi minyaknya.

“Itu (Guinea Ekuatorial) adalah salah satu negara termiskin ketika minyak ditemukan pada 90-an, dan juga negara dengan infrastruktur administratif yang sangat sedikit,” ujar Sarah Saadoun, Peneliti senior di Human Rights Watch, kepada The Daily Beast pada Sabtu (24/7/2021).

Menurutnya, kekayaan yang baru ditemukan dengan cepat masuk ke kantong presiden dan lingkaran dalamnya.

“(Obiang yang lebih muda) unik karena tidak tahu malu bagaimana dia menghabiskan uang itu.”

Obiang diduga juga menemukan cara lain untuk memperkaya dirinya sendiri. Saat menjabat sebagai Menteri Pertanian dan Kehutanan, misalnya.

Ia “melembagakan 'pajak revolusioner' yang besar atas kayu, tetapi bersikeras agar pembayaran dilakukan langsung kepadanya” atau ke perusahaan yang dimilikinya, menurut memo 2007 dari Departemen Kehakiman AS.

Sementara pemerintah Guinea Ekuatorial mengeklaim bahwa tindakan ini legal.

Gaji resmi Obiang dari pemerintah saat itu adalah 60.000 dollar AS (Rp 868 juta), menurut laporan Departemen Kehakiman AS.

Namun antara April 2005 dan akhir 2006, “setidaknya 73 juta dollar AS ditransfer ke AS.” atas namanya dan digunakan untuk membeli rumah seharga 35 juta dollar AS (506 miliar) di Malibu dan jet 33,8 juta dollar AS (Rp 489 miliar).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Teodoro Nguema (@teddynguema)

Baca juga: Bobi Wine Yakin Menang Pilpres Kalahkan Diktator Uganda, Yoweri Museveni

Belum lagi kekacauan hukum yang banyak terjadi. Pada 2014, pemerintah AS menyelesaikan tuduhan korupsi terhadap Obiang. Dia setuju untuk kehilangan aset lebih dari 30 juta dollar AS (Rp 434 miliar).

Tiga tahun kemudian, pengadilan Perancis memutuskan dia bersalah (in absentia) atas penggelapan, dan menjatuhkan hukuman percobaan tiga tahun. Puluhan juta dollar dalam kepemilikan juga disita.

Salah satu poin utama yang diperdebatkan adalah sebuah rumah besar di Paris, yang berfungsi sebagai tempat tinggal pribadi bagi Obiang. Pemerintah Guinea Ekuatorial berpendapat itu adalah pos diplomatik, tetapi pengadilan PBB kemudian menolak klaim itu.

Sementara itu, pada 2018 pemerintah Brasil dilaporkan menyita sekitar 1,5 juta dollar AS (Rp 21,7 miliar) uang tunai dan 15 juta dollar AS (Rp 217 miliar) dalam bentuk jam tangan, yang dibawa Obiang dan delegasinya ke negara tersebut.

Guinea Ekuatorial mengklaim bahwa penggeledahan itu melanggar hukum. Tapi menurut hukum “Negeri Samba”, orang asing dapat membawa uang tunai hingga 2.400 dollar AS (Rp 34 juta) ke Brasil. Sementara yang dibawa Obiang jauh melampaui batasan.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Park Geun-hye, Kisah Tragis Putri Diktator Negeri Ginseng

Sedangkan untuk Inggris, pembatasan sanksi ditinjau akan secara berkelanjutan, dan minimal setiap tiga tahun. Obiang juga dapat melobi untuk penghapusan sanksinya.

Masalah hukum telah menyoroti ketidaksetaraan kekayaan yang ekstrem di Guinea Ekuatorial. Ini adalah negara terkaya ketiga di Afrika, diukur dari produk domestik bruto per kapita.

Akan tetapi, pada saat yang sama, menurut data Bank Dunia sepertiga penduduk negara itu bahkan masih tidak memiliki layanan sanitasi dasar.

Bagi pemerintah global, tantangannya adalah mengalokasikan kembali dana dan memastikannya tidak hanya disedot lagi.

Pada 2019, pemerintah Swiss melelang 27 juta dollar AS (Rp 390 miliar) Koenigsegg One:1 milik Obiang. Tapi mobil paling berharga di antara koleksinya itu dilaporkan menemukan jalannya kembali ke pemiliknya.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Adolf Hitler, Diktator Keji Pemantik Rasisme

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com