TOKYO, KOMPAS.com - Jepang pada Selasa (13/7/2021) menyatakan bahwa pergolakan masalah Taiwan yang diklaim China telah meningkat, yang mengancam stabilitas kawasan.
Dalam laporan tahunan yang mengungkap ancaman militer yang paling mendesak, Kementerian Pertahanan Jepang menyebutkan pergolakan masalah Taiwan yang diklaim China sebagai wilayahnya.
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, dan dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan serangkaian tekanan di diplomatik, militer, dan ekonomi ke negara itu yang memiliki pemerintahan sendiri.
Baca juga: China Kirim Jet Tempur Tua Mengetes Pertahanan Udara Taiwan? Ini Penjelasannya
Amerika Serikat telah merespons kampanye serangan China ke Taiwan nampak sangat serius, sehingga mendorong Jepang, yang memiliki hubungan perdagangan utama dengan AS-China, untuk mengamati situasi dengan hati-hati.
"Keseimbangan militer secara keseluruhan antara China dan Taiwan condong (kuat) China, dan kesenjangan tampaknya tumbuh dari tahun ke tahun," kata dokumen Jepang tersebut, seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (13/7/2021).
"Menstabilkan situasi di sekitar Taiwan penting untuk keamanan Jepang dan stabilitas masyarakat internasional," tambahnya.
Baca juga: Taiwan Borong Paket Tur Liburan dan Vaksinasi Saat Negaranya Kekurangan Vaksin Covid-19
"Penting bagi kita untuk memperhatikan situasi dengan pemahaman krisis, lebih dari sebelumnya," ucap laporan itu.
Laporan Jepang itu memicu amarah dari Beijing.
"Jepang untuk beberapa waktu...melontarkan tuduhan yang tidak masuk akal terhadap konstruksi pertahanan nasional normal dan kegiatan militer China, membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab tentang kegiatan maritim China yang sah, dan membesar-besarkan apa yang disebut ancaman China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian.
Baca juga: Ulang Tahun ke-100 Partai Komunis China, Xi Jinping Janjikan Reunifikasi Taiwan
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menyetujui laporan tersebut, yang juga memperingatkan bahwa Korea Utara menimbulkan "ancaman besar dan segera terhadap keamanan Jepang" dan mengkritik "transparansi yang tidak memadai" mengenai urusan militernya.
Jepang semakin vokal tentang ekspansi maritim dan pembangunan militer China. Ia secara terbuka memprotes kehadiran kapal-kapal China di sekitar pulau-pulau yang disengketakan yang dikenal sebagai Senkaku oleh Tokyo dan Diaoyu oleh Beijing.
Jepang juga memiliki kekhawatiran yang cukup besar tentang dampak ekonomi dari tindakan Beijing, mitra dagang nomor satu setelah upaya baru-baru ini untuk meningkatkan hubungan diplomatik.
Baca juga: China Ancam Taipei Lagi: Kemerdekaan Taiwan Berarti Perang
Pada April, Suga dan Presiden AS Joe Biden menekankan "pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan".
Di balik sikap waspadai Jepang, laporannya menandai kali pertama seorang pemimpin Jepang bergabung dengan seorang presiden AS dalam sebuah pernyataan, sejak Taiwan sekutu secara terpisah mengalihkan pengakuan dari Taipei ke Beijing pada 1970-an.
China bereaksi dengan marah atas pernyataan yang dibuat pada awal Juli oleh Wakil Perdana Menteri Jepang Taro Aso, yang mengatakan negaranya "harus membela Taiwan", jika pulau itu diserbu oleh Beijing, menurut media lokal.
Baca juga: China Murka Setelah Kapal Perusak AS Berlayar di Selat Taiwan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.