Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Juli 1995: Pembantaian Srebrenica Tewaskan Ribuan Muslim Bosnia

Kompas.com - 11/07/2021, 11:29 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber wikipedia

KOMPAS.com - Darah itu serupa lautan. Tercecer di mana-mana. Menenggelamkan Kota Srebrenica, Bosnia dan Herzegovina, dengan duka.

11 Juli 1995 yang mencekam. Ribuan Muslim Bosnia, atau lebih dikenal sebagai Bosniaks, dibunuh dengan keji, dibantai tanpa perhitungan.

Inilah salah satu tragedi pembunuhan massal atau genosida terbesar di Eropa sejak akhir perang dunia kedua. Bahkan bisa dianggap salah satu yang terbesar dalam sejarah.

Inilah di mana perebutan wilayah bisa menyebabkan nyawa manusia dihilangkan paksa, pergi sia-sia, dan menimbulkan luka yang tak akan pernah kering.

Baca juga: Pembantaian Muslim di Srebrenica, Kuburan Massal Baru Masih Ditemukan

Tragedi ini dipicu pada tahun 1992, saat Republik Sosialis Bosnia dan Herzegovina, yang ketika itu merupakan bagian dari Yugoslavia, mendeklarasikan kemerdekaannya lewat referendum.

Tapi, hal ini ditentang kelompok Serbia Bosnia, yang ingin menciptakan negara Serbia Raya. Untuk mencapai tujuan ini, Bosniaks harus dihancurkan.

Perang pun tak terelakkan. Pada 1993, senjata berhadapan dengan nyawa. Beruntung, para tentara Bosnia Herzegovina bisa mengambil alih negara dengan dibantu Dewan Keamanan PBB.

Kemenangan ini ternyata semu karena pada 10 Juli 1995, Kelompok Serbia Bosnia berhasil menguasai Kota Srebrenica.

Bertahun-tahun sebelumnya, kelompok ini memang intens lakukan serangan di kota ini, hingga akhirnya bisa menguasainya.

Pasukan PBB pun menyerah, mundur dari Srebrenica. Serangan udara NATO pun juga tak mampu berbuat banyak.

Baca juga: Terpidana Kasus Pembantaian Srebrenica Hadapi Putusan Banding

Pasukan Serbia yang dipimpin Jenderal Mladic pun berhasil menyelesaikan misinya mengusai kota.

Tercatat ada sekitar 20 ribu pengungsi melarikan diri ke pangkalan utama tentara PBB.

Inilah yang membuat para pasukan berang. Mereka menghalang-halangi para pengungsi Bosniaks saat akan menyelamatkan diri.

Tragedi pembantaian awal pada 11 Juli 1995 terjadi di dalam bus yang awalnya dipakai warga Bosniaks melarikan diri. Di situ, orang dewasa dan anak-anak dipisah, lantas diberondong peluru secara membabi-buta.

Langit Srebrenica berubah murung melihat darah bertumpahan di tanah. Getir, pilu, semerbak bau anyir menyeruak di udara.

Bahkan, beberapa Bosniaks langsung "dimatikan" hidup-hidup dengan didorong memakai buldoser ke lubang khusus.

11 Juli yang tak akan dilupakan selamanya. Selama-lamanya.

Baca juga: Genosida di Srebrenica: Tentara Belanda Biarkan 300 Muslim Dibantai

Diperkirakan, ada lebih dari 8 ribu Muslim Bosnia yang dibantai pada insiden itu.

Hingga Juli 2012, sebanyak 6.838 korban sudah teridentifikasi melalui tes DNA. Bagian tubuh para korban ini diambil di kuburan massal.

Hingga Juli 2013, sebanyak 6.066 korban sudah dimakamkan di Pusat Peringatan Potocari.

Jumlah yang tidak sedikit, dan bau anyir darah itu terus menyeruak, mengoyak udara Kota Srebrenica yang setiap tahunnya memperingati tragedi genosida kejam ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com