Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Ransomware Besar-besaran Menyasar AS, Biden Hadapi Tekanan

Kompas.com - 07/07/2021, 13:12 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber nbc

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden menghadapi tekanan baru atas serangan ransomware yang menyasar perusahaan AS.

 

Apalagi, sebelumnya Biden sempat memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menindak peretas kriminal Rusia yang menyerang AS.

Tapi saat ini, situasi malah semakin memburuk.

Biden disebut berada di bawah tekanan karena harus bertanggung jawab atas kelakuan kelompok peretas yang berbasis di Rusia atas apa yang disebut sebagai "serangan ransomware terbesar dalam sejarah".

Baca juga: Kelompok Hacker Ransomware Serang Perusahaan AS, Diduga dari Rusia

Dilansir NBC, para pejabat Gedung Putih bahkan mengatakan bahwa sedari awal mereka tidak pernah percaya permintaan Biden kepada Putin akan memiliki efek langsung.

Karena itulah, mereka memberi waktu enam bulan untuk menentukan apakah serangan siber dari Rusia akan berkurang.

Namun serangan ransomware besar-besaran pada Jumat (2/7/2021) yang berasal dari Rusia, mengacaukan semuanya.

Serangan itu, yang menurut peneliti swasta dilakukan oleh REvil, sekelompok peretas yang diyakini beroperasi di Rusia, menyerang ratusan perusahaan AS dan lebih dari seribu lainnya di 30 negara.

Baca juga: Kena Ransomware, Perusahaan Ini Bayar Tebusan Bitcoin Senilai Rp 156 Miliar

REvil menuntut tebusan senilai 70 juta dollar AS untuk membuka kunci data perusahaan, setelah serangan siber yang menurut para ahli "sangat licik" ini.

Mereka menyebarkan malware dengan mengkooptasi perangkat lunak perusahaan, memakai metode yang sebelumnya dipakai sebagian besar badan intelijen pemerintah.

Selama akhir pekan, sebelum REvil mengklaim bertanggung jawab, Biden mengatakan badan intelijennya belum yakin bahwa serangan itu berasal dari dalam Rusia.

Jika itu terbukti benar, Biden menegaskan akan segera memberi tahu Putin untuk menanggulanginya.

Biden mengatakan bahwa dirinya akan segera mengetahui lebih banyak informasi ini, tapi sejauh ini belum ada pernyataan lebih lanjut.

Baca juga: Pemasok Apple Diserang Ransomware, Peretas Ancam Sebarkan Desain MacBook

Pada Selasa (7/7/2021), Gedung Putih dan Direktur Intelijen Nasional bahkan tidak menanggapi pertanyaan tentang siapa yang bertanggung jawab dan apa yang akan segera dilakukan Biden.

"Apa yang Presiden Biden dapat lakukan, adalah menuntut Rusia memenuhi kewajibannya dan mencegah wilayahnya digunakan untuk tindakan kriminal ini," kata Senator Partai Demokrat, Mark Warner, yang juga menjabat ketua Dewan Komite Intelijen Senat.

"Jika Putin ingin Rusia menjadi anggota masyarakat internasional yang produktif, dia pasti bisa menangkap para pelaku."

"Putin juga harus mengadili para penjahat ini di Rusia, atau menyerahkan mereka untuk diadili di tempat lain," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com