Tidak seperti kebanyakan kekuatan global yang menentang kudeta militer, Rusia justru memberikan dukungan kepada junta. Disebutkan bahwa Rusia telah lama menjadi sumber utama persenjataan Myanmar.
Baca juga: Perusahaan Negara Myanmar di Sektor Permata dan Kayu Kena Sanksi Baru Uni Eropa
Pemimpin junta Jenderal Min Aung Hlaing juga telah mengunjungi Rusia, di mana sebuah universitas militer mengangkatnya sebagai profesor kehormatan.
Kunjungannya dilakukan di tengah tekanan internasional untuk tidak menjual senjata kepada junta militer Myanmar atau berbisnis dengan jaringan perusahaannya yang luas.
Media pemerintah Myanmar pada Kamis (24/6/2021), memuat kutipan pidato Min Aung Hlaing di Rusia, di mana ia mengatakan bahwa perlu bagi negara-negara untuk tidak melanggar batas kedaulatan negara lain.
"Myanmar sedang berjuang untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas politik," katanya seperti dikutip," ujar Aung Hlaing.
"Pemerintah saat ini berfokus pada kemunculan kembali kejujuran atas demokrasi," imbuhnya.
Baca juga: Rusia dan Junta Militer Myanmar Nyatakan Komitmen Perkuat Hubungan Dua Negara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.