DONCASTER, KOMPAS.com - Seorang gadis remaja di Inggris tubuhnya menjadi kurus kering dan hampir meninggal, akibat terlalu banyak berolahraga.
Lisa Fouweather (19) asal Doncaster, South Yorkshire, Inggris, sangat kecanduan berolahraga.
Dia biasa berlari setengah maraton (21 km) sebelum sarapan dan sering joging di tempat dalam toilet.
Baca juga: Kena Tipu, Gadis Ini Kehilangan Rp 884 Juta Usai 52 Transfer ke 8 Rekening
Dia awalnya hanya ingin meningkatkan performa di klub larinya, tetapi tak lama kemudian menjadi terobsesi.
Daily Mail pada 6 April 2021 melaporkan, Lisa sering lari pagi sebelum sekolah, berlari sejauh 64 km seminggu, selain latihan perut dua jam tiap hari dan berjalan 70.000 langkah.
Dia hampir tidak makan dan akan meniru atau melebihi pola latihan dari atlet profesional dua kali usianya yang diunggah di Instagram.
Berat badannya turun drastis, tetapi Lisa mengancam akan bunuh diri jika orang-orang melarangnya berolahraga.
Padahal, detak jantungnya berulang kali turun sampai menjadi 28bpm yang menimbulkan risiko kematian.
Namun berkat kerja keras dan bantuan profesional, dia akhirnya bisa berhenti dari olahraga ekstrim dan dietnya. Sekarang bobot Lisa sudah proporsional dan tidak latihan berlebihan lagi.
Baca juga: Gadis 18 Tahun Mengaku Diperkosa dan Disodomi Ayah dan 3 Saudaranya sejak Tahun Lalu
Lisa mengungkap dia mengidap orthorexia, gangguan makan di mana penderitanya terobsesi dengan pola makan dan olahraga secara tidak sehat.
"Aku lari belasan kilometer setiap hari, meskipun merasa sangat lelah, baik secara mental maupun fisik."
"Aku ingat suatu malam pemanasan di trek atletik dan hanya menangis saat berlari."
"Melihat ke belakang, kurasa tubuhku memohon kepadaku agar beristirahat, tetapi aku tidak pernah melakukannya," ungkapnya dikutip dari Daily Mail.
Pemicu orthorexia Lisa adalah kompetisi lari yang diikutinya dan bergabung dengan Klub Atletik Doncaster pada September 2016, di mana dia merasa tidak pernah cukup baik melakukannya.
Lisa mengikuti setiap sesi latihan, tetapi masih berada di urutan terakhir dalam perlombaan, sehingga memutuskan untuk mengubah pola makannya.