"Pandemi Covid-19 telah berdampak besar pada kelayakan hidup global," kata EIU.
"Kota-kota di seluruh dunia sekarang jauh lebih tidak layak huni daripada sebelum pandemi dimulai, dan kami telah melihat bahwa wilayah seperti Eropa telah terpukul sangat keras."
Baca juga: Cerita WNI di Finlandia: Penganggur Dapat Rp 13 Juta Sebulan, Tidak Ada Copet
Dengan delapan dari 10 penurunan terbesar dalam peringkat yang berasal dari kota-kota Eropa, kota pelabuhan utara Jerman, Hamburg, mencatat penurunan paling signifikan, tergelincir 34 peringkat ke peringkat 47.
Tren penurunan peringkat di kota-kota Eropa terkait dengan pembatasan yang diberlakukan selama berbulan-bulan, ditambah tekanan besar pada sistem perawatan kesehatan di wilayah tersebut.
Tekanan yang meningkat juga berdampak pada budaya dan keseluruhan kehidupan kota-kota Eropa.
Ibu kota Suriah, Damaskus, tetap menjadi kota paling tidak layak huni di dunia, menurut EIU, "karena dampak perang saudara di Suriah terus memakan korban."
Baca juga: 7 Kota Besar di Dunia yang Diprediksi Alami Banjir Parah pada 2050
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.