Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afrika Berpotensi Jadi Medan Perang AS-China, Kenapa?

Kompas.com - 07/05/2021, 21:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Afrika diperkirakan dapat menjadi medan perang AS-China skala besar, ketika Presiden Xi Jinping mulai memperluas klaimnya di Benua Hitam itu.

Negara komunis diam-diam mengembangkan klaimnya ke bagian timur Afrika ketika mendirikan pangkalan militer dan memperluas pengaruhnya melalui proyek infrastruktur di setidaknya 11 negara.

Para ahli mengatakan kepada The Sun Online bahwa Afrika bisa menjadi teater potensial dari perang darat antara AS dan China, karena kekhawatiran konflik terus membara antara dua kekuatan militer terbesar di dunia.

Baca juga: AS Kerahkan Puluhan Pesawat Tempur untuk Kawal Penarikan Pasukan dari Afghanistan

Kedua belah pihak memiliki pangkalan militer yang hanya berjarak 8 mil di negara strategis utama Djibouti, yang dapat digunakan untuk mengontrol pintu masuk ke Laut Merah dan Terusan Suez, seperti yang dilansir dari The Sun pada Kamis (6/5/2021).

AS memiliki sekitar 29 pangkalan militer di Afrika, serta lebih banyak lagi di Timur Tengah di dekatnya, dan China sebelumnya sesumbar ingin meningkatkan kehadirannya di Benua Hitam untuk memperluas kekuatannya.

Jenderal AS Stephen Townsend memperingatkan pada Kamis (6/5/2021) bahwa Beijing sedang mencari untuk membangun pelabuhan angkatan laut besar, yang mampu menampung kapal selam atau kapal induk di pantai barat Afrika.

Baca juga: Dewan Bisnis AS-ASEAN Berkomitmen Bantu Myanmar Keluar dari Krisis Kudeta

Townsend mengatakan China telah mendekati negara-negara yang membentang dari Mauritania ke selatan Namibia, dengan maksud untuk membangun fasilitas angkatan laut.

Jika terwujud, prospek itu akan memungkinkan China untuk menempatkan kapal perang di angkatan lautnya yang berkembang di Samudra Atlantik serta Pasifik.

Sementara itu, Jenderal Xu Qiliang, komandan angkatan bersenjata China kedua setelah Xi, baru-baru ini mengatakan bahwa perang AS-China "tak terhindarkan".

Komentar tersebut muncul ketika Beijing menyerukan pengeluaran pertahanan yang lebih tinggi untuk menyamai kekuatan AS.

Baca juga: AS Tidak Akan Tembak Roket China yang Bakal Jatuh Tak Terkendali ke Bumi

Pakar militer Robert Clark, dari Henry Jackson Society, mengatakan kepada The Sun Online, "Pusat gravitasi benua adalah pelabuhan yang menawarkan keuntungan strategis bagi siapa pun yang mengendalikannya, dan rute aksesnya lebih jauh ke benua itu."

Menurut Clark, pantai Atlantik relatif aman karena kehadiran NATO dan AS, tetapi pantai timur Afrika mulai dari Djibouti hingga Mozambik akan sangat diperebutkan dalam konflik kekuasaan wilayah China.

"Sama sekali tidak ada keraguan apa pun bahwa China sedang meningkatkan pengaruh mereka di seluruh Afrika," ucapnya.

Baca juga: Siswi SMP Tembak 3 Orang di Sekolah AS

China sudah memiliki pangkalan militer angkatan laut di Djibouti dan telah mengintegrasikan pasukan darat dalam berbagai misi penjaga perdamaian PBB, termasuk di Mali, tempat Angkatan Darat Inggris juga beroperasi.

Ia juga telah banyak berinvestasi di negara-negara Afrika dengan imbalan akses ke sumber daya, terutama Afrika tengah.

Profesor Gerald Horne, dari University of Houston, mengatakan kepada The Sun Online, "Tentu saja, tanda-tanda konflik yang akan datang antara China dan AS mengkhawatirkan, terutama seperti yang dikemukakan dalam novel baru-baru ini oleh mantan pemimpin NATO, James Stavridis."

"Karena Djibouti berisi pangkalan China dan AS (serta lainnya), kemungkinan besar itu menjadi medan perang," ujar Horne.

Baca juga: AS Janji Bakal Menanggapi Setiap Aksi Agresi dari Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com