Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Disebut Mau Melucuti Senjata Nuklirnya, Asalkan…

Kompas.com - 07/05/2021, 21:08 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Daily Star

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Korea Utara diyakini mau menyerahkan seluruh pasokan senjata nuklirnya, namun tidak dengan “harga” yang murah.

Hal itu diungkapkan oleh mantan Direktur CIA Asia Timur Joseph DeTrani sebagaimana dilansir Daily Star, Rabu (5/5/2021).

Dalam sebuah konferensi online, DeTrani meyakini bahwa Korea Utara sebenarnya mau untuk melucuti senjata nuklirnya.

Baca juga: AS, Korsel, dan Jepang Bertemu di Sela-sela Rapat G7 untuk Bicarakan Korea Utara

“Dengan asumsi mereka mendapatkan jaminan keamanan yang mereka inginkan dan tentu saja mereka butuhkan karena mereka khawatir tentang perubahan rezim, dan mereka menyadari bahwa senjata nuklir memang pencegah,” tutur DeTrani.

DeTrani, yang kini menjabat sebagai Presiden Intelijen dan Aliansi Keamanan Nasional, mengatakan Korea Utara menginginkan hubungan yang normal dengan AS.

"Namun, mereka menginginkannya sesuai dengan persyaratan mereka,” ujar DeTrani.

Dia menyebutkan, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un ingin tahu apa yang akan ditawarkan Presiden AS Biden sebagai imbalan atas pelucutan senjata nuklirnya.

Baca juga: Tonton Drakor Diam-diam, 10.000 Murid Korea Utara Menyerahkan Diri

"Mereka perlu mendengar apa yang diminta dari mereka ketika kita berbicara tentang denuklirisasi yang komprehensif dan dapat diverifikasi, dan mereka perlu mendengar dari kita,” sambung ujar DeTrani.

“Tetapi, kita juga perlu mendengar dari mereka ketika mereka berbicara tentang jaminan keamanan, bantuan pembangunan ekonomi,” imbuh DeTrani.

DeTrani yakin perjanjian 2018 di Singapura yang ditandatangani oleh Kim dan mantan Presiden AS Donald Trump masih bisa menjadi dasar hubungan yang lebih bersahabat antara Washington dan Pyongyang.

"Saya pikir pernyataan bersama di Singapura adalah dokumen yang sangat, sangat efektif. Sangat ringkas tapi sangat efektif,” tambah DeTrani.

Baca juga: Disebut Joe Biden Ancaman Keamanan, Korea Utara Sangat Marah

Dia menambahkan, perjanjian tersebut berbicara mengenai transformasi hubungan AS-Korea Utara yang sebenarnya diinginkan oleh Pyongyang.

Seorang diplomat veteran AS, Christopher R Hill, menyetujui bahwa retorika Korea Utara yang suka berperang tidak semestinya ditelan mentah-mentah.

Hill pernah menjadi Duta Besar AS untuk Korea Selatan selama masa pemerintahan mantan Presiden AS George Bush.

Baca juga: Korea Utara Luncurkan Senjata Baru untuk Menargetkan Barat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Star
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com