Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roket China Akan Jatuh Tanpa Kendali ke Bumi, Ini Perkiraan Lokasi Jatuhnya

Kompas.com - 07/05/2021, 18:23 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Sebuah peta bernama AstriaGraph, yang didanai oleh pemerintah AS, memungkinkan pelacakan semua obyek buatan manusia di luar angkasa — sekitar 26.000 benda.

Profesor Moriba Jah, seorang insinyur kedirgantaraan dari University of Texas yang mengerjakan proyek tersebut, mengatakan: "Ukuran benda-benda itu berkisar dari telepon pintar hingga stasiun luar angkasa dan mungkin 3.500 dari mereka adalah satelit yang masih berfungsi, sisanya adalah sampah."

Dengan maraknya eksplorasi ruang angkasa di paruh kedua abad ke-20, jumlah puing-puing ruang angkasa semakin meningkat dan bisa menjadi ancaman bagi satelit yang masih berfungsi.

Ada sekitar 200 benda besar, termasuk potongan-potongan roket tua, yang berpotensi menjadi "bom waktu", menurut Profesor Jah.

"Satelit yang menyediakan layanan seperti posisi, navigasi dan waktu, transaksi keuangan, peringatan cuaca, bisa kapan saja tertabrak salah satu sampah ini dan kemudian berhenti berfungsi. Jadi dampaknya akan signifikan bagi umat manusia jika kita kehilangan sebagian sumber daya berbasis ruang angkasa ini. "

Roket Long March 5B China dapat ditemukan di AstriaGraph, dengan sebutan CZ-5B.

Baca juga: Peluncur Roket China Bisa Menghancurkan Seluruh Pangkalan Militer Taiwan

Benda itu mengitari Bumi setiap 90 menit sekali, tetapi sulit untuk memperkirakan lintasan roket yang jatuh karena ada banyak variabel dan perhitungan yang perlu dilakukan.

Jadi untuk saat ini, para ilmuwan hanya memantau penurunannya, mengantisipasi kedatangannya kembali dalam waktu dekat.

Ambisi luar angkasa China

Roket Long March 5B lepas landas pada 29 April 2021 dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang China.

Pesawat itu membawa modul kunci untuk stasiun luar angkasa permanen baru sebagai bagian dari program luar angkasa China yang semakin ambisius.

Beijing berencana untuk memiliki setidaknya 10 peluncuran serupa lagi, membawa semua peralatan tambahan ke orbit, sebelum stasiun selesai pada tahun 2022.

China juga berencana membangun stasiun bulan, bekerja sama dengan Rusia.

Negara ini terlambat memulai eksplorasi ruang angkasa, dan baru mengirim astronot pertamanya ke luar angkasa pada tahun 2003, beberapa dekade setelah Uni Soviet dan AS melakukannya.

Baca juga: Roket China Diduga Pecah di Angkasa, Puing-puing Berjatuhan di Afrika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com