Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Startup Indonesia Menang Penghargaan di Jerman berkat Inovasi untuk Petani Lokal

Kompas.com - 18/04/2021, 23:08 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

HANNOVER, KOMPAS.com - Hannover Messe untuk pertama kalinya mengadakan kategori Startup Hermes Award pada tahun 2020.

Dewan Juri yang diketuai Prof. Dr Reimund Neugebauer, Presiden Pusat Penelitian Frauenhofer-Gesellschaft memilih startup PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa asal Indonesia, yang memiliki konsep Smart Farming 4.0, sebagai pemenang pertama Hermes Award kategori Startup pada tahun 2020.

Meski penghargaan dimenangkan tahun 2020, namun pemberian piala dan hadiah rencana awal akan diberikan pada seremoni pembukaan Hannover Messe 2021.

Baca juga: Ini Cara Finlandia Jadi Negara Paling Bahagia Sedunia, Bisakah Indonesia Tiru?

Startup Indonesia itu mengembangkan konsep yang memberi jalan keluar bagi petani dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

Caranya adalah dengan menggunakan alat sensor dan aplikasi, yang memberikan informasi yang dapat membantu petani untuk meningkatkan produksi pertanian, termasuk mengurangi pemakaian pupuk dan air.

Bayu Dwi Apri Nugroho (40), dosen Universitas Gajah Mada Fakultas Teknologi Pertanian adalah sosok yang berada di balik pengembangan aplikasi tersebut. Ia sudah meneliti tentang perubahan Iklim dari data sekunder sejak tahun 1980, saat perubahan iklim mulai terasa dampaknya.

Bayu mengamati bahwa sejak tahun 1980, banyak petani mengalami gagal tanam, gagal panen, serta penurunan produktivitas lahan.

Ternyata, masalah utamanya adalah informasi terhadap cuaca yang tidak sampai menyentuh level desa, terutama para pengelola lahan.

Infomasi utama selalu didapatkan dari BMKG dan beberapa aplikasi cuaca. Informasi ini pun hanya sampai pada level kecamatan.

Padahal, menurutnya, dengan jarak 2 hingga 3 kilometer saja, cuaca bisa berbeda. Hal inilah yang membuat Bayu berpikir untuk mencari cara untuk membantu petani.

Baca juga: Rapper Indonesia Rich Brian Jadi Juri Ajang Pencarian Bakat Musik Rap China

Merancang aplikasi untuk membantu petani

Menurut Bayu, banyak petani yang belum mengerti tentang perubahan iklim. Bila ditanya tentang musim hujan yang berkepanjangan misalnya, mereka selalu berpendapat bahwa hal itu adalah hal yang biasa, salah musim. Akhirnya Bayu dan timnya merancang teknologi sensor untuk cuaca dan tanah.

"Saya menyebutnya AWS (Automatic Weather Sensor) yang dipasang di lahan. Setelah di pasang di lahan, ternyata petani tidak butuh sensor tersebut. Yang dibutuhkan petani adalah kepastian, apakah besok hujan atau cerah."

Hermes Startup Award diselenggarakan pertama kali tahun 2020.DW INDONESIA Hermes Startup Award diselenggarakan pertama kali tahun 2020.
Sensor yang mengambil data real time ini berperan sebagai alat pengumpul data, mulai dari data cuaca, hujan, suhu, kelembaban, kekuatan angin dan arah mata angin.

Dari data tersebut, Bayu mengembangkan algoritma yang dapat membantu menerjemahkan data menjadi informasi yang mudah dipahami oleh petani.

"Hasil algoritma tadi dikaitkan dengan pertumbuhan komoditas yang sedang ditanam oleh petani," ungkap pendiri startup PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB) itu.

Awalnya, informasi tersebut dikirim kepada ketua kelompok petani dengan menggunakan pesan singkat SMS.

Ternyata informasi tersebut sangat bermanfaat untuk menghindari gagal tanam dan gagal panen, sehingga produktivitas pertanian pun meningkat.

"Dari 8 ton padi per hektare menjadi 12 ton per hektare," tutur lulusan Universitas Iwate, Jepang itu.

Tahun 2018 pun Bayu mendirikan startup dan mengembangkan aplikasi untuk gawai pintar. Ada dua sensor yang ia ciptakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com