Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tuduh AS dan NATO Jadikan Ukraina "Tong Mesiu"

Kompas.com - 14/04/2021, 08:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Moskwa pada Selasa (13/4/2021) menuduh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara NATO lainnya mengubah Ukraina menjadi "tong mesiu", setelah Barat membunyikan alarm atas tentara militer Rusia yang berkumpul di perbatasan.

"Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya dengan sengaja mengubah Ukraina menjadi tong mesiu," kata Wakil Menteri Luar Negeri, Sergei Ryabkov, merespon perkembangan ketegangan Ukraina dan Rusia, seperti dikutip oleh kantor berita setempat. 

Melansir AFP pada Selasa (13/4/2021), Ryabkov menambahkan bahwa negara-negara meningkatkan pasokan senjata mereka ke Ukraina.

Baca juga: Pasukan Rusia Mendekat, Ukraina Ancam Mereka Bisa Terprovokasi

Bentrokan antara pasukan Ukraina dan separatis yang didukung Moskwa di timur Ukraina telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, membatalkan gencatan senjata yang ditengahi tahun lalu.

Menyusul meningkatnya ketegangan dengan Ukraina, Rusia telah membangun pasukan di sepanjang perbatasan, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi besar dalam konflik berkepanjangan di timur Ukraina yang sebagian besar berbahasa Rusia.

"Jika ada kejengkelan, kami tentu akan melakukan segalanya untuk memastikan keamanan kami dan keselamatan warga kami, di mana pun mereka berada," kata Ryabkov.

Baca juga: Rusia Tegaskan Tak Akan Perang dengan Ukraina, tapi...

"Tapi, Kiev dan sekutunya di Barat akan sepenuhnya bertanggung jawab atas konsekuensi eksaserbasi hipotetis," tambahnya.

Pada Selasa pagi waktu setempat (13/4/2021), seorang tentara Ukraina tewas dan 2 lainnya terluka di dekat desa Mayorske, sekitar 35 kilometer utara kubu separatis Donetsk, ketika pesawat tak berawak menjatuhkan granat ke posisi pasukan Kiev, kata militer Ukraina.

Ketegangan Ukraina dan Rusia terbaru membuat jumlah tentara militer Ukraina yang tewas sejak awal tahun menjadi 29. Sementara, sepanjang 2020 ada 50 orang.

Baca juga: AS Bakal Kirim 2 Kapal Perang Merespons Ketegangan Ukraina dan Rusia

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berada di Brussel pada Selasa, di mana dia bertemu dengan kepala NATO Jens Stoltenberg.

Kuleba juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Brussel pada Selasa malam waktu setempat.

Menjelang kunjungan tersebut, dia mengatakan ingin membahas dukungan Barat untuk Ukraina.

Baca juga: Rusia dan Ukraina Tegang, AS Pertimbangkan Kirim Kapal Perang

"Sekarang kita perlu berbicara tentang dukungan praktis yang bisa didapat Ukraina, jika terjadi eskalasi bersenjata skala besar," kata Kuleba dalam sambutan yang disiarkan televisi pada Senin malam waktu setempat (12/4/2021).

Kremlin tidak membantah pergerakan pasukan di sepanjang perbatasan dalam ketegangan dengan Ukraina, tapi mengatakan pihaknya tidak berencana untuk berperang dengan Ukraina.

Rusia menambahkan bahwa pihaknya "tidak akan tetap acuh tak acuh" terhadap nasib antek Rusia di timur Ukraina.

Baca juga: Jika Ukraina Menyerang Pemberontak, Rusia Siap Beri Bantuan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah Sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah Sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Global
Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Global
Tol di China Tenggara Ambruk, 48 Orang Tewas

Tol di China Tenggara Ambruk, 48 Orang Tewas

Global
Seperti Apa Kemampuan Fujian, Kapal Induk Baru China?

Seperti Apa Kemampuan Fujian, Kapal Induk Baru China?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com