Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/04/2021, 11:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Bill Hwang, mengumpulkan kekayaan 20 miliar dollar AS (Rp 291,3 triliun), melalui investasi saham. Namun, hilang dalam 2 hari pada Maret.

Hwang alumnus dari dana lindung nilai ternama, Tiger Management, memiliki sekitar 200 juta dollar AS (Rp 2,9 triliun) pada 2013 dan mengubahnya menjadi kekayaan bersih 20 miliar dollar AS (Rp 292,4 triliun) karena investasi yang sukses pada perusahaan teknologi, kata Bloomberg.

Namun, keuntungannya anjlok pada akhir Maret, ketika utangnya mulai bengkak dan banknya menjual sebagian besar sahamnya bernilai sekitar 35 miliar dollar AS (Rp 511,5 triliun), seperti yang dilansir dari Business Insider pada Jumat (9/4/2021).

Baca juga: Inspirasi Energi: Perusahaan Migas Eropa Ramai-ramai Investasi Energi Terbarukan, Ini Daftarnya

Bloomberg mengutip sumber yang mengetahui investasi Hwang, melaporkan bahwa investasi awal Hwang dilakukan melalui perusahaan keluarga, Archegos Capital Management, di perusahaan pemesanan perjalanan Expedia, LinkedIn, dan Netflix, dengan mengantongi keuntungan terakhir sebesar 1 miliar dollar AS (Rp 14,6 triliun).

Kemudian, investasinya melebar ke beberapa media konglomerat, seperti ViacomCBS dan Discovery. Dia juga menanam saham di perusahaan teknologi China, seperti Baidu dan GSX Techedu.

Hingga kuartal terakhir 2020, investasi Hwang membuat sahamnya melejit lebih dari 30 persen. Itu membuatnya tergiur untuk bermain lebih jauh.

Namun, keuntungannya mulai anjlok pada 22 Maret, menyebabkan bank besar yang meminjamkan dana dan memperoses perdagangannya meminta lebih banyak uang jaminan atau margin call.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Warren Buffett, Belajar dari Setiap Kegagalan Investasi

Dengan Hwang tidak dapat menyediakan uang tunai, pihak bank investasi, Morgan Stanley menjual sekitar 5 miliar dollar AS kepemilikan Archegos dengan harga diskon, menurut Bloomberg.

Goldman kemudian mengikutinya, menjual sekian miliaran dolar saham perusahaan Archegos.

Beberapa bank tidak seperti Morgan Stanley dan Goldman yang begitu cepat merespon. Namun, Credit Suisse dan Nomura telah memperkirakan kerugian masing-masing sebesar 4,7 miliar dollar AS (Rp 68,7 trliun) dan 2 miliar dollar AS (Rp 29,2 triliun).

Baca juga: Indonesia Janjikan AS Perbaikan Iklim Investasi Dengan SWF

Alasan utama mengapa kekayaan Hwang runtuh secara spektakuler adalah karena dia menggunakan leverage yang besar.

Artinya, Archegos meminjam banyak uang untuk mendanai investasinya, yang berarti menghadapi kerugian besar, ketika kondisi nilai saham jatuh.

Gerard Cassidy, analis bank AS di RBC Capital Markets, mengatakan kepada Business Insider pada Maret.

Baca juga: Sheikh Abu Dhabi Investasi ke Klub Israel dengan Reputasi Rasialisme Anti-Arab

"Leverage selalu menjadi pedang bermata dua. Dalam bull market, ketika harga naik, hal itu meningkatkan keuntungan Anda. Dan kemudian di pasar yang jatuh, seperti yang baru saja Anda lihat dalam kasus khusus ini, itu akan memotong kepalamu," terangnya.

Archegos tidak dapat dimintai komentar tetapi juru bicara Karen Kessler mengatakan kepada Reuters pada akhir Maret, "Ini adalah waktu yang menantang bagi kantor keluarga Archegos Capital Management, mitra dan karyawan kami."

"Semua rencana sedang dibahas saat Tuan Hwang dan tim menentukan jalan terbaik ke depan," katanya.

Baca juga: McDonalds Akan Investasi Besar-besaran di Pasar Kopi China

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com