Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Disebut Mungkin Bunuh Alexei Navalny Perlahan-lahan dalam Penjara

Kompas.com - 08/04/2021, 15:07 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

PARIS, KOMPAS.com - Alexei Navalny, lawan utama Presiden Rusia Vladimir Putin, dipenjara dalam kondisi yang menyiksa dan mungkin perlahan-lahan akan membunuhnya.

Kelompok hak asasi manusia Amnesty International menyoroti kondisi Navalny, yang tahun lalu diracuni dengan zat saraf tingkat militer.

Oposisi yang vokal mengkritik Kremlin itu diyakini sekarang menjadi sasaran di penjara. Tidak diberi waktu tidur yang cukup dan tidak memiliki akses ke dokter yang dapat dipercaya.

Baca juga: Disiksa di Penjara, Kaki dan Tangan Alexei Navalny Mati Rasa

"Rusia, pihak berwenang Rusia, mungkin menempatkannya dalam situasi yang bisa membunuhnya perlahan-lahan dan berusaha menyembunyikan apa yang terjadi padanya," ujar Agnes Callamard, Sekretaris Jenderal Amnesty International, kepada Reuters pada Rabu (7/4/2021).

Menurut pihaknya, otoritas Rusia secara terang-terangan telah melanggar hak Navalny. Karena itu, Amnesty International merasa pihak luar harus berbuat lebih banyak.

"(Mereka) telah mencoba untuk membunuhnya, mereka sekarang menahannya, dan memaksakan kondisi penjara, itu sama saja dengan penyiksaan."

Navalny melakukan mogok makan minggu lalu di dalam tahanannya. Ini dilakukan untuk memaksa penjara yang menahannya di luar Moskwa memberinya perawatan medis yang tepat, untuk apa yang dia katakan sebagai nyeri akut di punggung dan kakinya.

Baca juga: Dipindah dari Penjara Moskwa, Dibawa ke Mana Alexei Navalny?

Otoritas Rusia menolak mengomentari kesehatannya. Kremlin hanya mengatakan itu adalah masalah layanan penjara federal.

Sementara layanan penjara pekan lalu mengatakan pria 44 tahun itu sudah menerima semua perawatan yang diperlukan.

Navalny dijatuhi hukuman penjara selama dua setengah tahun pada Februari. Dia dituduh melanggar pembebasan bersyarat yang disebutnya bermotif politik.

Moskwa, yang telah meragukan insiden keracunan yang dialaminya, menggambarkan Navalny sebagai pembuat onar yang didukung Barat yang bertekad untuk menggoyahkan Rusia.

Baca juga: Putusan 2,5 Tahun Penjara untuk Alexei Navalny, Kembali Memicu Protes di Seluruh Rusia

Sekretaris Jenderal Amnesty International menilai perlakuan buruk kepada Navalny telah memperburuk ketidaksetaraan dan meningkatkan represi yang disponsori negara di beberapa negara selama pandemi Covid-19 .

Menurut Callamard, pemerintah tertentu telah mengatur kondisi pandemi untuk menekan perbedaan pendapat dan hak asasi manusia terlebih pada kelompok minoritas.

Sementara di negara lain, telah terjadi tindakan darurat yang mendekati normalisasi yang membatasi kebebasan sipil, tambahnya.

“Covid-19 telah memperkuat penindasan,” kata Callamard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com