LINCOLN, KOMPAS.com - Seorang gadis di Nebraska, AS, menegaskan dia tak akan mencukur jenggot meski bertahun-tahun mengalami pelecehan.
Klyde Warren menyatakan, dia tidak akan membiarkan komentar menghina orang lain, yang menyebutnya "menjijikkan" menghalanginya mencintai diri sendiri.
Wanita yang bekerja sebagai penulis lepas itu mengaku, dia menerima berbagai hujatan di aplikasi kencan.
Baca juga: Jenggot Bisa Meningkatkan Risiko Terinfeksi Covid-19, Ini Alasannya
Meski begitu, gadis 27 tahun itu menegaskan tidak akan berhenti mencari pasangan yang mencintai jenggot miliknya.
Penyebab mengapa Warren bisa tumbuh janggut misterius. Dia mengakui kondisi itu berdampak pada kehidupan percintaannya.
Meski begitu, dia mengatakan dia belajar untuk mencintai tubuhnya secara alamiah dan takkan membiarkan komentar negatif memengaruhi.
Dilansir Daily Mail Jumat (26/3/2021), banyak pria sengaja menyukainya di Tinder hanya untuk menghujatnya.
"Mereka akan memberikan pesan dan mengatakan betapa menjijikkan dan memuakkan janggut yang saya punya," kata dia.
Warren menuturkan, seringnya mendapat komentar seperti itu membuatnya kebal sehingga dia tak terlalu memedulikannya.
Baca juga: Jenggot, Tanda Fisik Lelaki yang Perkasa di Ranjang, Percaya?
Dia mengungkapkan, selama berkencan setiap lelaki selalu memandangnya secara berlebihan dan menganggapnya unik.
Hanya pacar terakhirnya yang dia anggap sangat suportif, di mana si mantan menyukai jenggotnya secara alamiah.
Dia mengaku pertama kali muncul rambut di bagian dagu saat berusia 15 tahun. Dia memutuskan tidak mencukurnya.
Warren mengaku, ibunya sudah berkomentar betapa dia tak menyukai jenggot itu dan memintanya mencukurnya. Namun dia tak peduli.
Baca juga: Jenggot Bisa Cerminkan Kondisi Kesehatan, Benarkah?
"Saya berusaha untuk berusaha tetap percaya. Tidak masalah menjadi sedikit berbeda," ujar gadis itu.
Kondisi yang dialami Warren disebut hirsutisme, di mana tumbuh jenggot tebal dan hitam di wajah hingga perut.
Munculnya hirsutisme terjadi karena meningkatnya hormon bernama androgen, di mana tubuh menjadi lebih sensitif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.