Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasangan Beda Agama di India Cemas Setelah Muncul Peraturan Baru

Kompas.com - 15/03/2021, 17:44 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

Mereka termasuk kelas menengah. Ayah Ayesha menjalankan bisnis UMKM lokal, dan Ayesha dulunya seorang guru sekolah. Ayah Santosh adalah juru tulis di sebuah kampus, di mana Santosh bekerja di bagian memasukkan data. Dia juga pekerja lepas sebagai fotografer.

Tapi Ayesha adalah Muslim dan Santosh seorang Dalit (kelompok yang diasingkan), kasta terendah dalam hierarki Hindu.

Keduanya mengenang peristiwa 2002 silam, di mana lebih dari 1.000 orang, kebanyakan Muslim, tewas dalam kerusuhan. Peristiwa ini terjadi setelah sebuah kereta di Gujarat terbakar dan menewaskan 60 peziarah Hindu.

Kelompok Muslim disalahkan atas pembakaran kereta tersebut. Itu merupakan salah satu momentum terburuk terkait dengan kekerasan agama di India.

Ayesha dan Santosh, yang tumbuh dan besar di bawah bayang-bayang konflik agama, sangat menyadari konsekuensi cinta yang dianggap di luar batas.

"Di Gujarat, menjadi pasangan beda agama adalah masalah besar," kata Santosh. "Kamu tak bisa bertemu, tak bisa ngobrol, kamu tak bisa melakukan apa pun."

Tapi mereka jalan terus. Santosh mengatakan pada Ayesha bahwa sekalinya dia mulai menjalin hubungan, dia akan mempertahankannya sampai akhir.

Baca juga: Indahnya Toleransi Jelang Natal di Bukit Menoreh: Warga Beda Agama Bantu Bersihkan Gereja

Setelah lulus dari kampus pada 2012, mereka jarang sekali bertemu - tapi mereka akan bertemu dengan perencanaan yang matang. Mereka akan bertemu di tempat umum, jadi ini tidak akan mengundang kecurigaan. Dan pertemuan itu dibuat singkat.

"Kami akan bertemu dengan lilitan kain di wajah kami," kata Santosh.

Sisanya, mereka tetap terus berkomunikasi melalui sambungan telepon.

"Kami sama-sama menyimpan nomor dengan nama palsu, atau dengan menggunakan telepon lainnya," katanya. Sejak keluarga Ayesha memantau telepon yang masuk, Santosh sering kali menirukan suara perempuan ketika menelepon Ayesha.

Saat orangtua Santosh mengetahui hubungan anaknya itu dengan seorang Muslim, mereka memutuskan untuk segera menikahi Santosh dengan perempuan lain. Mereka memaksanya untuk menikah dengan seorang perempuan pada akhir November lalu.

"Saya sangat tertekan selama berhari-hari. Saya tak bisa berbicara pada Ayesha karena keluarganya juga sudah tahu saat itu," katanya.

Baca juga: UEA Terbitkan Akta Kelahiran untuk Bayi Pasangan Beda Agama

Ayah dan kakak Ayesha juga menekan untuk menikah juga dengan lelaki lain.

Akhirnya, Santosh dan Ayesha berusaha untuk menikah di Gujarat - mereka membubuhi tanda tangan untuk mendaftarkan pernikahan di bawah UU Perkawinan Khusus. Tapi petugas yang melihat dokumen Ayesha, langsung mengadu ke ayahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com