Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suster Ann Roza Kembali Berlutut demi Lindungi Demonstran yang Ditembaki Aparat Myanmar

Kompas.com - 09/03/2021, 11:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

MYITKYINA, KOMPAS.com - Suster Ann Roza Nu Tawng kembali berlutut demi melindungi demonstran dari aparat Myanmar, beberapa saat sebelum mereka ditembaki.

Biarawati itu menjadi perhatian setelah memohon sambil menangis agar polisi dan militer tak menembaki pengunjuk rasa.

Insiden yang terjadi di Kota Myitkyina pada 28 Februari 2021 itu dijuluki sebagai "Momen Tiananmen di Myanmar".

Baca juga: Suster di Myanmar Menangis dan Berlutut di Hadapan Polisi, Memohon agar Demonstran Tak Ditangkapi

Mengenakan jubah putih dan kerudung gelap, Suster Ann Roza Nu Tawng kembali berlutut pada Senin (8/3/2021) pagi waktu setempat.

Dalam gambar yang dirilis Myitkyina News Journal, Suster Ann berlutut di dekat katedral, sedangkan biarawati senior lain melihatnya.

Kepada Sky News, dia menuturkan hanya ingin aparat Myanmar tak memukuli, menyiksa, dan menahan demonstran.

"Karena para pengunjuk rasa ini tidak melakukan hal yang jahat, mereka hanya meneriakkan slogan," kata dia.

Saat itu, salah satu polisi menjawab untuk meminta Suster Ann menjauh karena mereka harus melaksanakan tugasnya.

"Saya menjawab, 'Tidak. Jika kalian ingin melakukannya, kalian harus melewati saya dahulu'," tegasnya.

Baca juga: Suster yang Berlutut di Depan Militer Myanmar Siap Mati demi Lindungi Demonstran

Pihak berwenang merespons, mereka harus membereskan barikade yang menutupi jalan. Tak berselang lama, demonstran kembali.

Suster Ann mengungkapkan, sekitar pukul 12.00 waktu setempat, aparat kembali datang dan bersiap untuk menindak aksi.

Biarawati berusia 45 tahun itu kembali memohon, kali ini dia berlutut dan meminta agar mereka tak menyiksa massa.

"Polisi juga ikut berlutut, dan menjawab mereka hanya melakukan itu demi membubarkan aksi protes," jelasnya.

Setelah permohonan itu, dia mendengar suara tembakan dan melihat gas air mata sudah berada di jalanan.

Suster Ann mengatakan, dia merasa pusing dan kesulitan bernapas saat melihat seorang pria tergeletak di jalanan, tampaknya karena ditembak.

Baca juga: Tentara Myanmar Duduki Rumah Sakit dan Kampus, OHCHR: Sama Sekali Tak Dapat Diterima

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com